Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Kisah Nyata: SBY-Budiono Tersenyum Kepadaku

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini benar-benar kisah nyata. Kisah seorang guru yang mendapatkan senyuman termanis pimpinan negaranya. Senyum mereka seola-olah mengatakan, "Terima kasih pak Guru. Anda telah menjalankan tugas negara dengan baik. Ujian Nasional berjalan lancar, dan hari ini adalah hari terakhir anda bertugas. Selamat ya, anda telah menjalankan tugas negara dengan baik."

Dialog itu terjadi begitu saja. Itupun terjadi ketika saya datang lebih pagi dari biasanya. Pukul 05.30 saya sudah berada di sekolah, dimana saya ditugaskan. Membuka ipad, dan menuliskan ini. Kulihat Presiden SBY dan wakil presiden Budiono tersenyum kepadaku. Membuat semangatku menjalankan tugas negara ini semakin membara. Sambil menunggu pengawas lainnya hadir, kuluangkan waktu untuk bercerita tentang ujian nasional tahun ini. Ujian Nasional (UN) tahun ini membuatku sebagai guru selalu bertanya kepada diri. Buat apa UN dilaksanakan? Kenapa harus dilaksanakan? Apakah tidak ada cara lain selain melaksanakan UN? Segudang tanya tak terjawab, karena aku hanyalah seorang prajurit di lapangan yang harus siap menerima tugas negara. Menolak akan ditembak. Hehehe. Kok sadis amat ya? la iya lah, kopral kok melawan jenderal?, hahaha Kita ambil nilai positifnya saja. Terjadi pro dan kontra dalam pelaksanaan UN itu biasa. Tapi bagi saya, melaksanakan tugas negara dengan menjadi pengawas UN di sekolah lain membuatku  akhirnya melakukan studi banding.  Selama 4 hari ini, aku belajar di sekolah lain. Aku belajar budaya sekolah mereka. Aku ambil yang baik, dan tinggalkan yang buruk. Bila sempat waktunya, kuakan bercerita pengalaman itu menjadi beberapa seri. Mirip tulisan bang Dian Kelana, Berkelana di ranah minang. Semoga menarik ya, hehehe Kembali kepada pokok persoalan. Dari tadi kuperhatikan SBY-Budiono selalu tersenyum kepadaku. Mata mereka tak pernah lepas menatapku. Mungkin mereka mengatakan, "pagi banget pak guru. Pengawas lain kan belum datang? " Begitu pikiranku menjawab pertanyaan iseng mereka. Tapi buatku pertanyaan ini adalah pertanyaan penting. Aku ini adalah perwakilan sekolahku. Nama baik sekolahku ada di atas pundakku. Kalau aku datang terlambat di tempat tugasku, tentu aku malu, dan akupun malu dengan pimpinan sekolah. Sebab mereka sudah wanti-wanti berpesan, "Meskipun UN dilaksanakan pukul 8.00 pagi, bapak dan ibu guru tetap harus berangkat pagi. Jangan rubah jadwal leberangkatan. Sebab kemacetan Jakarta tak ada yang bisa menduga." begitulah pesan kepala sekolahku. Jadi kalau sepagi ini aku sudah di sekolah SMPN 92 Jakarta, jangan lagi bertanya kenapa? Ah, sudah dulu ya. Sudah mulai banyak teman-teman guru lainnya berdatangan. Aku harus menyapa mereka, dan tak boleh asyik dengan ipadku. Sampai nanti ya! SBY-Budiono pun masih saja tetap tersenyum kepadaku. salam blogger Persahabatan Omjay http://wijayalabs.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline