[caption id="attachment_102562" align="aligncenter" width="600" caption="Diskusi & Peluncuran buku Pertahanan Indonesia Karya Chappy Hakim"][/caption]
Pertahanan negara sangat penting bagi sebuah negara. Pikiran genius seorang chappy hakim ada dalam buku terbarunya tentang pertahanan Indonesia yang diterbitkan oleh kelompok Kompas Gramedia. Tak salah bila purnawirawan jenderal bintang empat ini menjadi pakar pertahanan negara yang tulisannya sangat dinantikan oleh mereka yang membidangi bidang pertahanan dan keamanan nasional.
Sistim pertahanan keamanan Indonesia saat ini sangat rapuh. "Kita seringkali kalah dengan negara lain di Asia dalam menyelesaikan berbagai sengketa. Ini dikarenakan sistim pertahanan kita sangat rapuh sehingga tidak bisa berbuat apa-apa, hal itulah yang saya tangkap dalam bedah buku Pertahanan Indonesia karya Chappy Hakim. Kita belum memiliki angkatan perang yang kuat sebagai negera kepulauan yang luas lautnya lebih luas dari daratannya.
Peluncuran buku karya pak Chappy Hakim ini dilaksanakan di Fab Cafe Toko Buku Gramedia Grand Indonesia Lantai 3 East Mall Jl. M.H. Thamrin No. 1 Jakarta Pusat pada selasa 19 April 2011, Pukul 14.00 s.d. 16.30 WIB. Undangan yang hadir rata-rata adalah para purnawiran TNI, dan Kepolisian. Ada juga mantan anggota DPR kita yaitu bapak Ali Ngabalin. Beliau adalah senior saya di pascasarjana UNJ.
Sistem pertahanan itu sangat penting bagi sebuah negara. Namun sayangnya, tidak banyak orang yang berpikir tentang pertahanan negara Indonesia. Apalagi disusun dalam sebuah buku yang bercerita tentang angkatan perang negara kepulauan. Tak salah bila buku ini menjadi menarik untuk didiskusikan dan dibedah bersama para pakar pertahanan seperti Prof. Juwono Sudarsono, Dr. Indria Samego, dan dimoderatori oleh Atmadji Sumarkidjo. Banyak pernyataan dan pertanyaan yang membuat saya semakin tahu akan pentingnya sebuah pertahanan Indonesia yang memiliki angkatan perang kepulauan. Sebab yang bertanya itu rata-rata orang yang telah berkecimpung dalam bidang pertahanan nasional.
Dalam diskusi itu banyak hal dibicarakan. Salah satu hal penting yang saya tangkap adalah negara RI saat ini sedang dilecehkan dan dianggap remeh oleh negara lainnya. Sangat tidak disegani oleh negara tetangganya. Hal ini karena pemimpin bangsa kurang memiliki ambisi dan misi yang besar untuk angkatan perangnya. Seperti halnya dulu presiden Soekarno yang memiliki ambisi yang kuat untuk memiliki angkatan perang yang hebat. Tak salah bila tentara sekutu dan belanda begitu dengan tentara nasional Indonesia di masa itu.
Seharusnya anggaran angkatan perang kita tidak melulu sesuai dengan APBN, sebab dalam realitas di lapangan angkatan perang yang kuat membutuhkan anggaran dana yang sangat besar. Hal inilah yang perlu didiskusikan dalam alam demokrasi di negara kita.
Hal yang tak kalah penting adalah sistem pertahanan Indonesia terlihat rapuh. Kerapuhan sistim pertahanan ini sangat terlihat jelas terutama dalam sengketa batas wilayah antarnegara dengan negara tetangga, termasuk lepasnya pulau Sipadan-Ligitan yang merupakan wilayah pulau terluar Indonesia. Bayangkan saja Malaysia yang berusaha merebut Ambalat yang menjadi wilayah Indonesia dengan menabrak KRI kita dan menembak personil TNI yang sedang bertugas disana dan kita tidak berdaya menanganinya, tetapi kita tidak bisa berbuat apa-apa. Miris saya membaca berita yang ada di website dephan di sini.
Saya pun melirik sinopsis halaman belakang buku pertahanan Indonesia karya pak Chappy Hakim, lalu saya jepret hasilnya dengan kamera canon seperti terbaca di bawah ini:
Tentu bedah buku ini menjadi sangat menarik, karena dihadiri oleh para pembicara yang pakar di bidangnya, juga dihadiri para purnawirawan jenderal yang semasa tugasnya berhubungan dengan pertahanan nasional Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau. Banyak pemikiran yang saling melengkapi. Saya pun bersepakat dengan pernyataan pak Chappy Hakim bahwa peran pemimpin bangsa sangat penting dalam membangun angkatan perang kepulauan yang kuat dan hebat.