Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Erianto Anas dan Hp Jadul Saya

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1303009784476069296

[caption id="attachment_102118" align="aligncenter" width="600" caption="Dedi Dwitagama nara sumber Creative Writing"][/caption]

Saya tersenyum membaca postingan Mas Erianto Anas. Menulis postingan lebih dari 2000 dalam setahun bukanlah hal yg sulit saat ini. Sebab dgn adanya hp kita bisa menulis kapan saja dan dimana saja. Meskipun dgn hp jadul sekalipun.

Dengan hp kita bisa menulis dimana saja, dan kapan kita mau. Di saat kemacetan lalu lintas, di saat bangun tidur atu mau tidur dan bahkan sedang menunggu busway. Makanya saya tak heran bila mas erianto anas menulis lebih dari 2000 postingan di blog dalam setahun.

Dengan hp kita bisa menulis setiap jam kapan saja kita mau. Kalau lagi nganggur bisa aja kita memecahkan rekor menulis 24 artikel sehari. Tentu dgn gaya menulis cepat dan tanpa ada teori ini dan itu.

Namun, kita tentu tak bisa menulis dgn baik dan benar bila kita hanya sekedar memposting. Berpikir sebelum memposting membuat saya membaca ulang tulisan yg saya tulis baru kemudian saya posting. Dengan begitu saya merasa yakin bahwa tulisan saya pesannya sampai ke otak pembaca. Sebab menulis adalah menyampaikan pesan.

Ketika memberikan materi creative writing kpd teman-teman guru, pak dedi mengatakan menulis dgn hp saat ini mudah. Bahkan dengan hp jadul sekalipun. Saya pun lsg mencoba hp jadul saya dan ternyata bisa. Wah senang sekali saya. Hp jadul saya ini masih berfungsi dgn baik.

[caption id="attachment_102121" align="aligncenter" width="448" caption="Dedi Dwitagama nara sumber Creative Writing"][/caption]

Besok hari ketika ketemu kemacetan di jalan, saya bisa langsung menulis dan bercerita kepada anda melalui blog kompasiana. Jadi gak hanya di facebook doang atau twitter. Saya pun akan naik kelas. Dari blogger narsis menjadi blogger eksis. Begitu kata pak Dedi waktu memberikan materi creative writing di ST Inten Bandung.

Pak Dedi memulai presentasinya dengan sebuah pertanyaan, mau pilih Arifinto anggota DPR atau Briptu Norman Camaru? Para peserta memilih Briptu Camaru, karena beliau kreatif dan mampu menghibur, sedangkan Arifinto adalah anggota DPR dari PKS yang ketangkep basah di saat menonton video porno pada sidang paripurna DPR.

Materi creative writing yg dibawakan oleh Pak dedi sangat menarik sekali. Gak nyesel saya datang dari bekasi ke kota bandung, pada Sabtu 16 april 2011. Meskipun saya bertemu dengan kemacetan kota Bandung yang gak kalah dengan jakarta, hehehe. Kemacetana justru bisa menjadi inspirasi dalam menulis bila kita kreatif.

Terima kasih kepada Ikatan Guru Indonesia (igi) jawa barat yang telah mengundang kami ke Bandung. Saya pun menjadi memahami betapa pentingnya creative writing selain materi edupreneurship yang saya sampaikan. Bahkan kalau disinergikan sangat dahsyat bo! Itulah perkataan pak rully yang ikut hadir dari jakarta bersama kami di St. Inten dago bandung. Daerah macet di kota bandung dan banjir pula di saat hujan. Kebetulan kami pulang di saat hujan besar dan terjebak banjir di jl-ir h djuanda. Saya pun berpikir,kok bandung jadi kayak gini ya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline