Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Yth. Pak Marzuki Alie. Bisakah Pembangunan Gedung Baru DPR Ditunda?

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_101496" align="aligncenter" width="448" caption="Omjay dan Pak Marzuki Ali"][/caption] Yth. Pak Marzuki Alie.

Semoga ketika bapak membaca tulisan saya ini, bapak dalam keadaan sehat wal'afiat. Semoga pula kesuksesan hidup senantiasa mengiringi langkah-langkah bapak dalam mengabdikan diri untuk ibu pertiwi. Seperti yang telah bapak tuliskan di website pribadi bapak di http://www.marzukialie.com/, "Politik kita di lembaga perwakilan rakyat ini adalah politik pengabdian, mengabdi untuk kepentingan bangsa dan negara sesuai dengan aspirasi rakyat".

Terus terang saya salut dengan bapak. Bapak berani mengambil langkah-langkah nyata dalam membenahi sistem di gedung DPR kita. Semalam saya menonton bapak di televisi. Tepatnya di TVone. Bapak berbicara dengan pak Karni Ilyas tentang pembangunan gedung baru DPR. Saya percaya dengan apa yang bapak sampaikan itu bermaksud baik, namun sayang kondisi saat ini tak memungkinkan ide baik itu terlaksana dengan baik.

Aspirasi rakyat mengatakan, tunda pembangunan gedung baru DPR, maka sebagai abdi bangsa dan negara sudah selayaknya bapak memahami kehendak rakyat. Di situlah sebenarnya bapak harus berpikir jernih, dan mau mendengar, merasakan, dan membaca masukan dari berbagai kalangan. Sebab yang saya tangkap, dan mungkin ratusan juta rakyat di seluruh Indonesia, ketua DPR dan pimpinan lainnya terlalu memaksakan kehendak. Mungkin takut dituduh korupsi oleh KPK. Sebab uang yang sudah dikeluarkan untuk persiapan pembangunan itu sudah mencapai angka 9 milyar seperti apa yang sudah saya baca di koran kompas. Mungkin Ketua dan pimpinan DPR takut dituduh menyalahgunakan anggaran yang sudah dikeluarkan, dan tidak konsisten dengan kebijakan yang sudah dikeluarkan.

Bila mendengar uraian bapak di televisi, tentang pentingnya pembangunan gedung DPR yang sekarang ini sudah overload, memang sungguh mengkhawatirkan. Tetapi yang lebih mengkhwatirkan bagi kami sebagai rakyat adalah tentang perilaku anggota DPR kita yang belum sesuai dengan aspirasi rakyat. Tentu bapak bisa merasakan sendiri ketika sidang paripurna terjadi, ada anggota DPR yang justru menonton video porno.  Sidang paripurna berubah menjadi sidang pariporno. Bukankah ini sangat memprihatinkan, dan kewibawaan pimpinan anggota DPR seperti angin lalu, karena dianggap menjenuhkan oleh oknum anggota DPR yang berperilaku memalukan.

Sekarang ini bukan saat yang tepat untuk mengajukan pembangunan gedung baru. Bila pimpinan DPR memaksakan juga, maka akan berakibat fatal. Rakyat akan semakin tidak suka dengan lembaga yang bernama DPR, dan ini akan sangat berbahaya dalam alam demokrasi yang begitu terbuka. Saya hanya khawatir, tujuan bapak yang baik itu akan akan dianggap tidak baik karena kurangnya komunikasi dan pencitraan DPR yang semakin buruk.

Pak Marzuki yang saya hormati. Mari kita berpikir jernih, dan saling melihat kondisi bangsa saat ini. Rasanya tidak punya hati nurani bila pimpinan DPR tetap memaksakan diri membangun gedung baru DPR. Lebih baik sistemnya dulu bapak benahi, dan perkara gedung biar nanti anggota DPR baru saja yang menanganinya. Sebab anggota DPR di periode ini belum maksimal bekerja dan mengabdi untuk kepentingan bangsa dan negara sesuai dengan aspirasi rakyat".

Mohon maaf pak Marzuki Alie. Saya bukan orang politik. Saya hanya seorang pendidik yang sedih melihat perilaku anggota DPR kita yang memalukan. Tidak semua memang. Tetapi, akibat kesalahan segelintir orang itu membuat lembaga yang terhormat di DPR menjadi kurang dihormati oleh rakyat karena keteladanan kurang ditampilkan oleh para politisi kita. Akibatnya, ketika DPR mengajukan pembangunan gedung DPR baru, maka mayoritas rakyat di negeri ini tak setuju. Bila pimpinan DPR tetap memaksakan diri juga, saya khawatir rakyat sudah tak percaya lagi dengan pak Marzuki Alie sebagai ketua DPR. Bapak pun akan semakin digoyang untuk segera meninggalkan kursi yang terhormat itu.

Kedaulatan itu ada di tangan rakyat. Ketika kekuatan rakyat bersatu melawan ketidakadilan penguasa, maka siapapun dia akan tergeser dari posisinya. Saya ambil lagi pernyataan bapak, "Politik kita di lembaga perwakilan rakyat ini adalah politik pengabdian, mengabdi untuk kepentingan bangsa dan negara sesuai dengan aspirasi rakyat". Bila aspirasi rakyat mengatakan tunda, maka bersabarlah. Akan ada saat yang tepat, dimana pembangunan gedung Baru DPR disetujui oleh rakyat. Oleh karenanya, tingkatkan dulu kinerja anggota DPR kita, baru kemudian fasilitas lainnya akan menyusul dengan sendirinya.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline