Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

TERVERIFIKASI

Guru Blogger Indonesia

Benarkah Gaji Guru Masih Ada yang Rp 15.000 per Jam?

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12995735661054686633

[caption id="attachment_94978" align="aligncenter" width="680" caption="Omjay dan Guru-guru di JatiAsih Bekasi"][/caption]

Membaca berita di kompas.com tentang gaji guru yang masih 15.000 per jam membuat saya tersulut untuk membuat tulisan baru. Benarkah gaji guru masih ada yang 15.000 per jam? Bisakah mereka bertahan hidup dengan gaji sebeasar itu?

Dalam berita kompas.com dituliskan, di Kota Medan, berdasarkan hasil riset Serikat Guru Indonesia Kota Medan, ternyata masih ditemui guru yang bekerja dengan penghasilan Rp 15.000 per jam tatap muka. Maka, jika melihat kembali isi dalam UUGD, beban kerja guru sekurang-kurangnya adalah 24 jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40 jam tatap muka. Artinya, kalaupun jam mengajarnya sampai dengan 40 jam, penghasilannya sebulan hanya mencapai Rp 600.000.

Itu baru di kota Medan belum di kota-kota besar lainnya. Di kota Bekasi misalnya, masih ada guru yang bergaji Rp. 10.000 per jam. Bila mereka mengajar cuma 30 jam dalam sebulan, maka gajinya hanyalah sebesar Rp. 300.000,- per bulan. Sungguh sebuah ironi yang sangat menyedihkan. Gaji mereka masih kalah besar dengan pembantu rumah tangga (PRT) yang rata-rata bergaji Rp. 600.000,- per bulan.

Namun, itu tak membuat mereka mengeluh, karena niat mereka sangat kuat menjadi guru. Mereka sudah siap digaji berapapun asalkan pendidikan bangsa ini maju. Guru-guru seperti ini hanya terjadi di guru-guru non PNS atau guru swasta seperti kami, karena mereka tidak digaji oleh pemerintah tetapi digaji oleh masyarakat. Masyarakatlah yang menggaji mereka, dan mereka digaji besar ketika mereka sanggup untuk menjadi guru profesional.

Guru-guru non-PNS itu adalah guru-guru yang sudah siap digaji kecil, dan siap pula mendapatkan gaji besar. Bagi mereka, urusan rezeki sudah ada yang mengatur. Buktinya, dengan gaji yang sekecil itu mereka masih bisa bertahan hidup. Matematika Allah tak bisa dihitung oleh matematika duniawi. Banyak guru yang masih bergaji kecil itu, justru memiliki tenaga yang luar biasa. Hal itu saya temui sendiri di TPA Nurul Quran yang kami kelola di Bekasi. Guru ngaji di tempat kami rata-rata bergaji Rp. 300.000 per bulan.

Dengan gaji yang sekecil itu, guru-guru  di TPA Nurul Qur'an sanggup bertahan hidup, karena mereka percaya bahwa mereka telah digaji olah Allah. Ada saja tambahan rezeki yang tak terduga-duga datangnya. Mereka yakin, kalau kita mau menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya. Alhamdulillah, sampai saat ini guru-guru TPA itu masih bisa bertahan dan terus mengajarkan Al-Qur'an kepada generasi rabbani. Generasi yang akan mewarisi warisan para nabi dan Rasul Allah.

Jadi, benarkah masih ada gaji guru yang dibayar Rp. 15.000 per jam? Jawabannya masih banyak, dan rata-rata mereka adalah guru-guru sekolah swasta atau lembaga pendidikan keagamaan yang berasal dari swadaya masyarakat. Sedangkan lembaga pendidikan resmi dari pemerintah sudah jauh lebih terpenuhi karena gaji guru PNS sudah terstandar di setiap daerah. Apalagi dengan adanya otonomi daerah, gaji guru di Jakarta disamakan dengan gaji pegawai Pemda DKI. Tentu gajinya jauh lebih besar daripada guru swasta yang benar-benar mengabdikan dirinya untuk memajukan dunia pendidikan. Kalau mau diterjemahkan, GURU itu adalah singkatan dari G=Gagasan dan ilmunya sangat dibutuhkan, U=Untuk mencerdasakan kehidupan bangsa, R=Rupa-rupanya setelah diusut-usut, U=Usahanya besar gajinya kecil, hehehe.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

http://wijayalabs.com

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline