Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Ketika Istriku Diajari Anakku Facebook-an

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saya tertawa geli sendiri, ketika beberapa waktu lalu, anak pertamaku mengajari mamanya membuat akun di facebook. Intan anak pertamaku itu mengajari istriku bagaimana cara membuat akun di facebook, dan memanfaatkannya. Istriku kulihat manggut-manggut, dan senanglah istriku karena sudah memiliki akun di situs jejaring sosial facebook.com.

Kuperhatikan beberapa hari kemudian. Istriku lupa sama password untuk masuk ke akun facebooknya.  Lagi-lagi anakku Intan dengan cekatan mengajari mamanya itu, dan menemukan kembali passwordnya. Anakkupun dengan penuh kesabaran mengajari mamanya memanfaatkan facebook. Aku lihat anakku Intan dengan lihai membuka password facebook mamanya di hp nokia C3-nya.

Anak sekarang memang hebat. Saya tak pernah mengajari Intan untuk berinternet. Dia bisa sendiri, dengan hanya mencobanya saja. Pernah suatu ketika saya melihat anak saya asyik berchating ria dengan teman-temannya. Wow banyak banget temannya. Rasanya saya kalah tenar sama anak saya itu.

Ketika istriku diajari anakku facebook-an, ada sebuah kemajuan dari istriku itu. Saya lihat istriku sudah mulai mencoba-cobanya sendiri, dan betapa senangnya ketika teman-teman SMA-nya menyapanya lagi. Jadilah istriku bereuni dengan teman-temannya di facebook. Facebook telah menyatukan mereka kembali.

Terus terang saya bangga dengan anak saya Intan. Masih kelas 7 SMP sudah pandai mengajari orang dewasa. Mau mengajari mamanya agar tak gagap teknologi. Memberi penjelasan yang runut dan komprehenship bila istri bertanya tentang pemanfaatan facebook. Istrikupun menjadi melek internet.

Jangan dikira anak-anak itu tak tahu dampak positif dan negatif dari internet. Mereka sudah tahu apa yang harus mereka lakukan. Di sinilah perlu perhatian orang tua agar mereka mampu memanfaatkan internet secara sehat. Biasakan menempatkan komputer PC atau laptop di tempat yang mudah terlihat sehingga kita bisa memantau apa yang dikerjakan oleh anak kita.

Anak kedua saya Berlian lebih hebat lagi. Dia baru kelas 2 SD. Suatu ketika saya lupa melogout facebook saya. Ketika laptop saya tinggalkan di rumah, Berlian sudah asyik memanfaatkan akun facebook saya, dan bisa chatting pula. Ada teman saya yang tahu kalau itu bukan saya. Sebab bahasa chatingnya bahasa anak-anak. Teman saya itu langsung menelepon saya. Mengecek kepada saya apakah saya sedang online?

Saya kaget luar biasa ternyata facebook saya sedang dipakai oleh anak saya Berlian, asyik banget anak saya itu berchating ria dengan teman-teman saya. Saya pun langsung telepon istri. Meminta istriku mendampingi Berlian bermain internet games yang dia sukai. Istrikupun turut memperhatikan apa yang dilakukan Berlian, dan sedikit demi sedkit istriku menjadi tahu bagaimana menyalakan laptop. Sebuah kemajuan yang luar biasa.

Sebenarnya sudah lama saya mengajak istriku untuk turut ngeblog di internet. Tapi jawabannya selalu bilang "enggak". Katanya malas. Nanti saja, dan sederet alasan lainnya. Selalu bilang, "Lebih baik ayah saja yang pakai".

Tetapi, begitu melihat anak-anaknya sudah mulai mahir berinternet, maka mau tidak mau istriku akhirnya belajar juga. Bahkan istriku menjadi suka bertanya kepada anakku Intan bila ada masalah dalam mengoperasikannya.

Lucunya, dia gak mau minta tolong saya. Dia lebih percaya kepada anak saya Intan. Sebab intan pintar mengajari mamanya, dan tidak terburu-buru dalam penyampaiannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline