[caption id="attachment_207876" align="alignleft" width="448" caption="Konter Kejujuran di Sekolah"][/caption]
Sekolah kami telah membuka sebuah konter kejujuran di kantin sekolah. Di sana dijual berbagai macam produk makanan dan minuman. Para siswa yang akan membeli tinggal meletakkan uang di kotak uang yang telah disediakan. Pokoknya siswa melayani sendiri (self service).
Daftar harga barang yang dijual ditempel di barang dan juga di kaca konter. Bila perlu kembalian, siswa tinggal ambil saja kembaliannya di kotak uang yang telah disediakan. Di situlah para siswa belajar jujur di konter kejujuran. Di meja konter dituliskan kalimat Allah melihat, malaikat mencatat.
Sejak dibukanya konter kejujuran ini, banyak siswa yang membeli makanan dan minuman. Selain harganya memang murah, barang-barang yang dijual memang barang-barang makanan/minuman yang siap disantap. Para siswa tinggal membeli sesuai harga barang. Melayani sendiri dan meletakkan uangnya di kotak uang yang telah disediakan oleh pengelola.
Pada hari pertama pembukaan konter ini, semua produk habis terjual, namun sayangnya uang yang masuk ke kotak masih kurang Rp. 10.000,-. Itu artinya masih ada siswa yang belum membayar. Di situlah ketahuan kalau ternyata ada siswa yang tidak jujur. Kita berprasangka baik saja, barangkali siswa itu terlupa belum membayar.
[caption id="attachment_207883" align="alignright" width="448" caption="Siswa Berfoto di depan Konter Kejujuran"][/caption]
Adanya konter kejujuran ini memang unik. Siswa yang biasanya dilayani oleh para pedagang kantin, kini harus melayani sendiri. Misalnya, bila seorang siswa ingin membeli minuman buavita seharga Rp. 3000,-, maka siswa yang bersangkutan harus meletakkan uang seharga itu. Bila uangnya Rp. 5000,-, maka siswa langsung mengambil uang kembaliannya di kotak itu juga. Di sanalah kejujuran siswa diuji. Bila siswa itu baik, maka dia akan jujur mengambil uang kembaliannya. Tetapi bila tidak jujur, maka uang yang ada bisa dikorupsinya.
Membuka konter kejujuran di kantin sekolah tidaklah mudah. Produk yang dijual kalau bisa tidak sama dengan yang dijual oleh para pedagang kantin. Sebab bila sama, kasihan para pedagang kantin itu. mereka menjadi kekurangan pemasukan. Adanya konter kejujuran jangan sampai mematikan nafkah mereka. Mereka harus tetap jualan sesuai dengan konternya masing-masing.
Akhirnya, konter kejujuran (honesty counter) yang kami buka di kantin sekolah menjadi latihan bagi para siswa untuk berlaku jujur walaupun tak ada yang melihat. Bila itu sudah ditanamkan ketika mereka masih berada di sekolah, maka kebiasaan jujur telah melekat di sanubari yang terdalam. Dia tak akan berbuat curang walaupun ada kesempatan.
Adanya konter kejujuran membuat para siswa merasa asyik, oleh karena itu yuk kita belajar jujur dari kantin kejujuran!.
salam Blogger Persahabatan