[caption id="attachment_302326" align="aligncenter" width="500" caption="Omjay dan Teman-teman Blogger Kompasiana di Gramedia Matraman"][/caption]
Mutiara tak tahan menahan air matanya yang deras mengalir. Surat wasiat yang dibacanya begitu membuatnya terharu. Belum pernah ayahnya membuat surat untuknya sepanjang ini. Hatinya pun bahagia karena telah diberikan kepercayaan oleh almarhum ayahnya untuk mengelola blog yang menjadi kesayangan ayahnya itu. Mutiara pun lalu melanjutkan bacaannya.
Anakku Mutiara. Di kompasiana ayah pernah kecewa. waktu itu ada lomba 100 menit 1000 postingan di kompasiana.com. Ayah pulang dari sekolah lebih awal dari biasanya. Teman-teman ayah di sekolah merasa heran kenapa ayah yang biasanya pulang belakangan hari itu pulang lebih dulu. Mereka tak tahu, kalau ayah pulang lebih dulu hanya karena ingin mengikuti lomba 100 menit 1000 postingan. Sebab ayah berharap dapat merebut sebuah camera cantik yang menjadi impian ayah.
Tapi apa mau di kata. Untung tak dapat diraih. Malang tak dapat ditolak. Hari itu ayah mengalami kesulitan untuk bisa memposting tulisan ayah. Ayah sedih dan kecewa. Hilanglah sudah mendapatkan kamera. Lomba itu memendam kekecewaan yang mendalam. Bukan hanya ayah saja yang mengalaminya, tetapi juga warga kompasiana. 1000 postingan berubah menjadi 1000 kekecewaan.
Saking sedihnya ayah membeli kamera sendiri. Sebab sudah tak mungkin lagi mendapatkan kamera itu. Biarlah kekecewaan ini ayah pendam, dan ayahpun akhirnya malu kepada diri ayah sendiri.S ebab ternyata ayah mengikuti lomba hanya ingin mengharapkan hadiah.
Sebuah pertanyaan tiba-tiba menyapa ayah. "Üntuk apa kamu ngbelog?" Bila niatmu ngeblog hanya untuk mendapatkan hadiah, maka niatmu itu sudah salah. Kembali kepada tujuan semula. Niat ngeblog hanya untuk berbagi. Banyak memberi tak harap kembali.
Itulah sebuah pertentangan batin yang ayah alami sendiri. Kita ngeblog bukan untuk dipuji atau mendapatkan pujian orang lain. Kita ngeblog karena memang menulis sudah menjadi sebuah kebutuhan. Kebutuhan untuk semua orang yang haus dan lapar akan informasi. Oleh karena itu, ayah titipkan blog ayah di http://kompasiana.com/wijayalabs untuk kamu kelola dengan baik. Bersama ini pula ayah ulangi username dan password untuk login di blog itu. Hubungi admin kompasiana bila kamu mengalami kesulitan.
Akhirnya, ayah hanya bisa mewarisimu sebuah blog. Warisan terakhir seorang blogger. Semoga kamu dapat menjalankan amanah ayah ini dengan baik. Ayah pun menitipkan kamera kesayangan ayah untuk kamu gunakan dalam acara-acara kompasiana. Belajarlah fotografi dengan bang Dian Kelana.
Setelah selesai membacakan pesan ayahnya itu, Mutiarapun berjanji di depan ibundanya, dan juga saudara-saudaranya untuk mengelola blog peninggalan ayahnya itu dengan baik. Selalu mengupdatenya setiap hari, dan berusaha menulis sebelum tidur.
Kini tibalah saatnya anak kelima yang bernama Safira mendapatkan pesan dari almarhum ayahnya. Apa yang diberikan ayahnya kepada safira? Apakah juga sebuah blog seperti yang diberikan kepada kakak-kakaknya? Ikuti terus cerita ini, dan dapatkan hadiahnya setelah anda membaca tuntas semua cerita ini dengan baik. Hadiah terindah dari seorang blogger teraktif kompasiana, hehehehehe.
Salam Blogger Persahabatan Omjay http://wijayalabs.com Cerita sebelumnya, dan penting untuk dibaca: http://media.kompasiana.com/group/new-media/2010/10/12/warisan-terakhir-seorang-blogger/ http://media.kompasiana.com/group/new-media/2010/10/13/warisan-terakhir-seorang-blogger/ http://media.kompasiana.com/group/new-media/2010/10/14/warisan-terakhir-seorang-blogger-3/ http://media.kompasiana.com/group/new-media/2010/10/15/warisan-terakhir-seorang-blogger-4/ http://media.kompasiana.com/group/new-media/2010/10/17/wasiat-terakhir-seorang-blogger-5/ http://media.kompasiana.com/group/new-media/2010/10/19/warisan-terakhir-seorang-blogger-6/ Catatan: Tulisan bersambung ini dibuat untuk merayakan hari blogger nasional yang akan jatuh pada tanggal 27 Oktober 2010. Selamat Hari Blogger Nasional!