Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Jadikan Sekolah Sebagai Rumah Keduaku

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_281294" align="alignleft" width="300" caption="Sekolah rumah keduaku"][/caption]

Pagi ini saya merenung sejenak, setelah membaca sebuah artikel di kompas.com yang berjudul, Kenali Cara Guru Mendidik Anak di Sekolah. Saya pun akhirnya menjadi terinspirasi untuk menambahkan apa yang dituliskan di kompas.com itu. Semoga bisa menjadi pelengkap dari artikel yang dituliskan.

Dalam alinea awal artikel itu dituliskan:

Waktu yang digunakan anak Anda di sekolah tak sebentar. Jadi, pastikan anak mendapat pendidikan yang tepat dan mampu mendukung tumbuh-kembang anak. Dalam memilih sekolah, orangtua juga perlu menanyakan kualitas gurunya.

Menarik sekali apa yang dituliskan di sana. Para orang tua diajak untuk menyekolahkan anaknya ke sebuah sekolah yang mampu menumbuhkembangkan anak dengan kualitas guru yang bagus. Terus terang untuk bisa mendapatkan hal yang seperti di atas, para orang tua tidak hanya menyiapkan biaya yang tinggi, tetapi juga memilih sekolah berkualitas bagi anaknya. Sekolah yang menjadi rumah kedua bagi anak dengan suasana yang menyenangkan.

Menjadikan sekolah sebagai rumah kedua bagi peserta didik tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu kerja sama dari para pendidik dan tenaga kependidikan. Itulah yang kami lakukan di sekolah, sehingga banyak orang tua yang percaya menitipkan anak-anaknya bersekolah di tempat kami, walaupun mereka harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Mereka percaya bahwa sekolah kami mampu menjadi rumah kedua bagi anaknya.

Untuk mendapatkan kepercayaan atau trust dari masyarakat tentu tidaklah mudah. Semua itu perlu di dukung oleh kurikulum sekolah yang menarik, cara mengajar guru yang kompeten di bidangnya, memahami kebutuhan peserta didik, regulasi sekolah yang memiliki komitmen tinggi, budaya sekolah atau school culture yang senantiasa dikembangkan, dan nilai-nilai dasar pendidikan karakter yang diajarkan kepada para peserta didik.

Menjadikan sekolah sebagai rumah kedua bagi pendidik dan peserta didik bukanlah perkara yang mudah dilaksanakan. Selain kerjasama dari stake holder yang ada di sekolah itu, peran serta dari para orang tua dalam memajukan sekolah dan mendukung kegiatan-kegiatan sekolah jelas sangat diperlukan.

Sekolah kami bisa diterima kehadirannya oleh  masyarakat luas, karena peran serta orang tua yang selalu setia, dan seiring sejalan dengan program yang dirancang oleh sekolah. Tak heran, bila banyak orang tua dan guru dari sekolah lain selalu datang ke tempat kami untuk melakukan studi banding. Mereka berupaya keras menjadikan sekolah mereka sebagai rumah kedua bagi peserta didiknya.

Mereka meperhatikan bagaimana guru berkomunikasi dengan para peserta didiknya. Mereka melihat bagaimana para guru mendisiplinkan peserta didik yang tidak taat pada peraturan sekolah. Mereka pun melihat bagaimana sekolah melakukan evaluasi bagi peserta didiknya.

Menjadikan sekolah sebagai rumah kedua bagi siswa jelas membutuhkan perhatian penuh semua pihak. Peran orang tua yang tergabung dalam kegiatan persatuan orang tua murid dan guru atau POMG yang sekarang disebut komite sekolah harus benar-benar difungsikan. Mereka pun memiliki perwakilan dari wakil orang tua siswa di tingkat kelas (WOTK). Adanya kepercayaan sekolah kepada orang tua siswa dalam menjalankan program-program kegiatannya, membuat mereka senang dan akan membantu dengan sepenuh hati untuk memajukan sekolah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline