Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Ketika Suara Takbir Bergema di Mana-mana

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Hujan turun rintik-rintik malam ini di kota Bandung. Banyak orang lebih senang berdiam diri di dalam rumah. Tetapi bagi sebagian orang, takbir keliling tetap menjadi primadona di malam takbiran ini. Mereka tetap berkumpul dalam suasana yang riang gembira. Memuji kebesaran Allah terus menerus. Mengucapkan takbir Allahu akbar yang saling bersahutan. Menyebut nama Allah dengan penuh kebanggaan karena telah mencapai kemenangan. Kemenangan yang diperolehnya selama sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Saya pun terharu merasakan kebesaran Allah.

Di malam takbiran itulah, saya bersama seorang kompasianer Bandung (kang Aldy) meluncur ke kopo elok untuk bersilahturahim, dan berguru kepada seorang tokoh kompasiana yang baik hatinya. Hujan rintik-rintik yang menghadang, menemani perjalanan kami yang lancar. Kami terus meluncur sambil mendengarkan suara takbir yang menggema di mana-mana. Memuji akan kemahabesaran Allah.

Ada yang bunyi suaranya keluar dari rumah Allah (masjid), dan ada pula yang keluar dari mereka yang mengikuti takbir keliling dengan mobil bak tertutup. Maklumlah, hujan yang mengguyur kota Bandung seharian seolah tak berhenti menemani dari siang hingga malam takbiran ini. Membuat Bandung serasa menjadi kota sunyi, karena tak banyak orang lalu lalang di sana-sini.

Ketika suara takbir bergema dimana-mana. Di saat itulah kami disambut dengan ramah oleh sesosok wajah yang sudah terkenal di kompasiana. Kami berguru kepadanya, dan berdiskusi panjang lebar tentang kekuatan media sosial blog. Membuat kami merasakan guyuran ilmu pengetahuan mengalir deras ke dalam relung hati kami yang terdalam. Tak terasa, waktupun bergulir dengan cepat. Secepat lenyapnya kue lebaran yang sudah kami santap dengan nikmatnya.

Ketika suara takbir bergema dimana-dimana, menyadarkan kami akan pentingnya saling memberi dan tak harap kembali. Terus berbagi pengetahuan dan pengalaman yang disukai dan dikuasai. Terus mengalir bagai air. Dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang rendah.

Ketika suara takbir bergema dimana-mana, semakin membuat kami yakin akan sebuah kekuatan yang guyup dan membuat rumah sehat kompasiana ini menjadi rumah kost yang ramah, karena penghuninya adalah orang-orang terpelajar dan mau berbagi. Oleh karena itulah kompasiana terus membesar, dan akan menjadi sosial blog terkenal di jagad raya. Peringkatnya pun akan terus melejit menembus peringkat ke- 75 di situs alexa.com.

Ketika suara takbir bergema dimana-mana, membuka mata hati kami untuk setia dengan kompasiana. Berbagi dan terus berbagi. Walau terkadang ada caci maki dan hujan kritikan di sana-sini. Tapi bagi saya secara pribadi, lebih baik dicaci agar kita menjadi lebih baik, daripada dipuji tetapi kita tak menjadi lebih baik.

Ketika suara takbir bergema dimana-dimana, di saat itulah terasa ada sesuatu yang tak beres dalam roda motor kami. Ban motor bagian belakang bocor, dan kamipun berjalan mencari tukang tambal ban. Untunglah tukang tambal ban buka dimalam takbiran ini. Kamipun akhirnya berdiskusi sambil meminum kopi. Berbicara dari hati ke hati tentang kehebatan blog keroyokan kompasiana.

Ketika suara takbir bergema dimana-mana, sayapun bercerita kepada anda semua para pembaca. Semoga anda memahami apa yang saya maksudkan. Bacalah pelan-pelan, dan setelah itu berkomentarlah.

Selamat hari raya idul fitri 1 Syawal 1431 H, mari kita menuju kemenangan. kemenangan yang sejati karena ridho Ilahi robbi.

salam Blogger Persahabatan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline