Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

TERVERIFIKASI

Guru Blogger Indonesia

Selamat Hari Pendidikan Nasional

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_131582" align="alignleft" width="300" caption="Selamat Hari Pendidikan Nasional, Sumber: Wijaya"][/caption]

Hari ini adalah hari pendidikan nasional. Namun tak banyak orang memeriahkannya. Mungkin, karena ini adalah hari minggu, dimana banyak orang pergi berlibur dan bersantai dengan keluarga. Tak terkecuali saya sendiri, hari ini cuma pergi kondangan pernikahan seorang teman, dan bersantai diri dengan anak dan istri di rumah sambil menonton televisi.

Ketika saya menonton televisi, saya sedikit meringis bahkan miris melihat nasib seorang pahlawan tanpa tanda jasa di hari tuanya.

Seorang guru yang menciptakan lagu "Hymne Guru" yang terkenal itu. Lagu yang dinyanyikan oleh para peserta didik untuk menghormati gurunya. Lagu yang membuat diri ini terharu dan akhirnya saya memilih profesi sebagai guru.

Terlihat sekali di televisi. Pak Sartono, pencipta lagu itu tampak tua, kucel, dan hidup sederhana di hari tuanya. Tak ada perhatian dari pemerintah di hari tuanya. Beliau sekarang ini tinggal di Madiun Jawa Timur. Sedangkan lagu Hymne Guru itu sendiri beliau ciptakan di tahun 1980.

Kini beliau telah pensiun. Tahun 2002 beliau pensiun sebagai guru honor dan bergaji Rp. 60.000,- per bulan. Jumlah gaji yang sangat minim dari dedikasinya sebagai seorang guru. Pahlawan tanpa tanda jasa yang liriknya kini telah berubah menjadi pahlawan insan cendekia.

Guru memang dilarang mengeluh. Bagi seorang guru, hidup ini adalah perjuangan. Perjuangan untuk memajukan pendidikan di negeri ini. Mencerdaskan kehidupan bangsa telah menjadi tujuan hidupnya.

Guru oh guru. Engkau dilarang mengeluh. Itu pesan dari sesepuh. Meski rumahmu lebih buruk dari kandang ayam milik pejabat. Meski istrimu tiap hari mengeluh karena tingginya harga kebutuhan pokok. Meski anak-anakmu menuntut susu agar sehat selalu dalam masa pertumbuhan. Memikirkan juga biaya sekolahnya yang katanya "gratis" dan membeli buku-buku pelajarannya. Walau terkadang harga buku, melebihi honor guru.

Jadi janganlah kaget, bila ada oknum guru berseteru dengan para penerbit buku yang merayu dan menyerbu sekolah-sekolah kita yang katanya "gratis".

Di hari pendidikan nasional ini, saya ingin mengetuk hati para pejabat pemerintah. Hargailah jasa mereka yang telah memajukan dunia pendidikan. Jangan acuhkan mereka di hari tuanya. Perhatikan nasib mereka karena berkat merekalah banyak pejabat dan pengusaha tercipta. Berkat mereka pulalah banyak orang pintar terlahir di negeri ini.

Guru tak boleh mengeluh, karena mengeluh tak menimbulkan solusi. Bahkan hanya membuat nasi menjadi basi. Buang-buang waktu dan buang-buang energi yang tak perlu. Sebaiknya singsingkan lengan bajumu, dan terus berusaha sekuat tenaga dengan berbagai tindakan perbaikan. Ketika gagal lekas bangkit dan cari akal. Ketika engkau terjatuh, lekas berdiri dan jangan mengeluh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline