Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

TERVERIFIKASI

Guru Blogger Indonesia

Renungan Pagi, Tadarus dan Kebaktian

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Betapa indahnya melihat anak-anak di sekolah melakukan renungan pagi, tadarus, dan kebaktian. Membaca kitab sucinya masing-masing. Mencoba berdialog dengan Tuhan melalui kitab suci yang dibacanya. Bagi yang muslim, pada saat istrirahat pagi, mereka melaksanakan sholat dhuha di rumah Allah.

Bagi kami yang bersekolah di sekolah umum dengan peserta didik yang memiliki agama berbeda sungguh sebuah kenikmatan tersendiri. Di sini kami melihat keragaman dan juga keseragaman. Keragaman budaya dan agama menyatu dalam budaya sekolah yang terus menerus kami perbaiki. Membangun karakter siswa yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa di masa depan. Pendidikan karakter kami fokuskan agar kelak mental siswa terus terjaga. Menjadi generasi penerus yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia.

Di sekolah kami, renungan pagi biasa dilakukan oleh mereka yang beragama Budha dan Hindu. Tadarus dilakukan oleh mereka yang beragama Islam dan Kebaktian dilaksanakan oleh mereka yang beragama kristen katholik dan kristen protestan.

Bahagia rasanya bisa menyaksikan mereka membaca kitab sucinya masing-masing. Berusaha memahami apa yang dibaca dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kalaulah semua umat beragama menjalankan perintah kitab sucinya dengan baik, maka tak akan ada pertumpahan darah karena perbedaan keyakinan.

Indonesia akan tetap aman dan menjadi daya tarik orang luar negeri untuk datang mengunjunginya. Membuat mereka senang dan damai berada di negara yang umat beragamanya selalu hidup rukun dan damai. Membuat Indonesia menjadi harum namanya di dunia Internasional.

Sebagai pendidik di sekolah umum, tentu saya merasakan betapa indahnya sebuah keragaman. Apalagi bila kita mampu membuat karagaman dan perbedaan menjadi sebuah kekuatan utuh untuk membina peserta didik yang mampu bersaing dengan masyarakat Internasional. Masyarakat yang di dalamnya penuh dengan keragaman dan perbedaan sehingga kita menjadi sadar bahwa kita adalah bagian dari mereka. Bukan menjadi bangsa  kecil yang tidak dikenal oleh masyarakat internasional.

Akhirnya renungan pagi, tadarus, dan kebaktian yang selalu rutin kami laksanakan sebelum belajar membuat para peserta didik menyadari bahwa belajar adalah bagian dari ibadah. Ibadah kepada Tuhan yang menciptakannya.

Salam Blogger Persahabatan Omjay

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline