Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

TERVERIFIKASI

Guru Blogger Indonesia

Orkestra Belajar Mengajar Kreatif

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_79948" align="aligncenter" width="448" caption="ORKESTRA BELAJAR-MENGAJAR KREATIF"][/caption]

Membaca slide presentasi Prof. Dr. Nyoman S. Degeng yang merupakan guru besar teknologi pembelajaran, Universitas Negeri Malang (UNM) yang disampaikan beliau pada seminar nasional Ikatan Pengembang Teknologi Pendidikan Indonesia (IPTPI) di gedung pendidikan tinggi (dikti) Kementrian Departemen pendidikan nasional (depdiknas) pada 18 November 2009 yang baru lalu, membuat saya membayangkan sebuah orkestra pembelajaran kreatif yang benar nyata adanya.

Beliau mengatakan bahwa belajar itu bagaikan air mengalir di sebuah sungai. Di dalam sungai itu air mengalir, terus dinamis, penuh resiko, dan menggairahkan. Kesalahan, kreativitas, potensi, dan ketakjuban mengisi tempat itu.

Beliau juga mengatakan bahwa mengajar bagaikan "tukang bersih sungai" agar air dapat mengalir bebas hambatan. Mampu mengangkat sampah dan kotoran lainnya. Mampu mengeruk lumpur dan pasir serta mampu memindahkan batu dan kayu.

[caption id="attachment_79953" align="aligncenter" width="448" caption="ORKESTRA BELAJAR-MENGAJAR KREATIF"][/caption] Dalam mengajar harus ada ketulusan hati, kesetiaan, kemesraan, kesabaran, cinta, sukacita, improvisasi, pengendalian diri memenuhi pekerjaan itu. Betapa indahnya suasana belajar dan mengajar yang berubah menjadi pembelajaran. Guru dan peserta didik sama-sama belajar. Lalu di dalam pembelajaran itu ada makhluk yang bernama kurikulum. Kurikulum ibarat sebuah sungai yang indah diarungi, berliku-liku, banyak jeram, batu, padas, dan segala yang tersembunyi dan terbuka ada di situ dalam ketidakteraturan.

Menurut kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan PP No. 19 tahun 2005, pasal 17 ayat 1 dikatakan bahwa, kurikulum tingkat satuan pendidikan (dasar-menengah) dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, karakteristik daerah, sosial buadaya masyarakat setempat, dan peserta didik. Lalu dalam ayat 2 dikatakan bahwa sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendiikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan di bawah supervisi dinas kota/kab.

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, sesuai dengan bakat, minat, dan perkembagan fisik serta psikologis peserta didik. Oleh karenya sesuai dengan standar proses PP. No. 19 tahun 2005, pasal 19 ayat 1 dikatakan bahwa proses pembelajaran itu harus I2M3 yaitu:

  • Interaktif
  • Inspiratif
  • Menyenangkan
  • Menantang
  • Momotivasi

Guru adalah tenaga profesional yang dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 8, dimana guru wajib memiliki

  • Kualifikasi Akademik yang mewajibkan guru harus sarjana
  • Kompetensi guru (Pedagogik, kepribadian, sosial, profesional)
  • Sertifikat Pendidik
  • Sehat jasmani dan rohani
  • Kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional

Model Orkestra Pembelajaran Konteks:

  • Suasana yang menggairahkan
  • Landasan yang kokoh
  • Lingkungan yang menyenangkan
  • Gubahan belajar yang dinamis

Isi:

  • Interaksi Siswa -Guru
  • Interaksi Siswa-Kurikulum
  • Belajar keterampilan belajar
  • Belajar keterampilan hidup

Kompetensi menggubah Suasana yang Menggairahkan

  • Membangun motivasi
  • Menjalin rasa simpati dan saling pengertian
  • Membangun keriangan dan ketakjuban
  • Mendorong pengambilan resiko
  • Membangun rasa saling memiliki
  • Menampilkan keteladanan
  • Media Belajar
  • Lingkungan sekitar kelas
  • Penataan meja-kursi belajar
  • Penataan tanaman, hewan kesayangan, aroma
  • Penataan musik
  • Penetapan tujuan bersama
  • Membangun prinsip dan nilai bersama
  • Membangun keyakinan akan kemampuan diri (Siswa dan Guru)
  • Membangun kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan aturan bersama
  • Membangun kemitraan dalam belajar
  • Dari dunia Siswa ke dunia kita
  • Sesuaikan dengan karakteristik belajar Siswa
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline