Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Pengangguran Terdidik (1)

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_136058" align="alignleft" width="300" caption="Pengangguran Terdidik, Sumber: Wijaya"][/caption]

Bicara pengangguran terdidik, saya menjadi teringat pengalaman hidup saya sendiri. Semoga pengalaman hidup saya bisa menjadi pelajaran buat mereka yang membaca tulisan ini.

Ketika saya lulus EBTANAS (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional) dari SMP, saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Waktu itu alhamdulillah saya bisa lolos empat besar dan masuk di STM Negeri 3 (Sekolah Teknologi Menengah) di Jalan Kebon Sereh VII Jatinegera Jakarta Timur. Sekolah itu kini telah berganti nama menjadi SMKN 5 Jakarta.

Kenapa saya memilih sekolah kejuruan dan bukan sekolah umum lainnya? Jawabannya cuma satu. Saya ingin cepat bekerja setelah lulus dari STM, dan tidak ingin menjadi pengangguran terdidik.

Saya mengambil jurusan listrik (arus kuat). Selama 3 tahun itu saya diberikan berbagai keterampilan yang berhubugan dengan listrik. Pada saat Praktik di Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) di kawasan industri Pulogadung, saya benar-benar merasakan dilatih untuk menjadi peserta didik yang siap kerja dan memiliki keterampilan handal yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Menciptakan peluang kerja di dunia usaha. Banyak juga di antara teman-teman saya yang setelah lulus, membuka usaha sendiri dan tidak bekerja di perusahaan orang lain.

Guru-guru saya dulu adalah guru-guru yang sangat profesional di bidangnya, dan membuat saya tertarik untuk kelak menjadi guru seperti mereka.

Sewaktu STM di tahun terakhir, saya praktek Kerja di UPDN III Pertamina Plumpang, tepatnya di pabrik proses pembuatan botol elpiji. Sebuah pengalaman kerja pertama saya di lingkungan industri. Saya pun menjadi tahu berbagai macam alat yang digunakan di pabrik itu. Karena saya STM jurusan listrik, saya ditempatkan di bagian generator, pembangkit listrik industri yang tak boleh mati.

Itulah pengalaman yang tak terlupakan dalam sejarah hidup saya.

Setamat dari STM Negeri 3 Jakarta, alhamdulillah saya diterima bekerja di KGD (Konsai Gede Denso), salah satu perusahaan Jepang (ASTRA Group) yang mencetak asesoris kendaraan bermotor. Perusahaan ini berada di Pasar Kemis Tangerang. Selama bekerja di sana, saya perhatikan betul bagaimana senior-senior saya bekerja secara profesional. Mereka adalah orang-orang terampil di bidangnya, dan rata-rata hanya tamatan STM saja. Bahkan ada juga yang cuma tamatan SMP.

Karena mereka tamatan STM, tentu saja gaji mereka tidaklah besar. Leader saya pada saat itu menasehati saya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Jangan hanya puas dengan ijasah STM.

"Usahakan kamu sekolah lagi jay", itulah pesan dari senior saya pada saat itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline