Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

TERVERIFIKASI

Guru Blogger Indonesia

Mahalnya Dunia Pendidikan Kita

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_71370" align="alignleft" width="300" caption="Mahalnya Dunia Pendidikan kita"][/caption]

Saya terperanjat mendengar tingginya biaya pendidikan masuk ke SMP swasta favorit, ketika ingin mendaftarkan anak saya itu ke jenjang yang lebih tinggi dalam penerimaan siswa baru. Saya mencoba berhitung penghasilan sendiri sebagai seorang guru. Malu rasanya pada diri saya sendiri karena ternyata saya tak sanggup membiayai anak sendiri ke sekolah favorit pilihan anak sendiri.

Karena mahal, saya mencoba menyekolahkan  anak sendiri ke tempat saya mengabdikan diri menjadi seorang pendidik. Alhamdulillah mendapatkan discount 50 % dari yayasan, karena guru dan karyawan mendapatkan keringanan biaya dan dapat dicicil. Tetapi lagi-lagi saya harus mengurutkan dada begitu melihat angka-angka yang ada di formulir itu. Membuat saya berpikir betapa mahalnya biaya pendidikan di negeri ini bila ingin anak kita mendapatkan pelayanan yang baik di bidang pendidikan.

Pemerintah bukan tidak tahu masalah ini. Bahkan dalam kampanye parpol-parpol selalu didengung-dengungkan tentang masalah pendidikan ini. Mereka, para politikus itu berjanji pada rakyat untuk memberikan pendidikan gratis dan juga kesehatan gratis. Tetapi apa mau dikata, janji itu hanya tinggal janji. Seperti sepasang pengantin baru yang dijanjikan akan bulan madu, tapi ternyata hanya mimpi.

Saya pun mencoba mencari alternatif sekolah negeri. Alhamdulillah sekolah negeri sudah banyak yang gratis, sampai-sampai saking gratisnya, pelayananan pun akhirnya tak memadai. Bangku dan meja sekolah banyak yang rusak. Papan tulis yang bolong-bolong dan kondisi sekolah yang terlihat kumuh dan kusam. WCnya pun baunya minta ampun. Maklumlah sekolah gratis. Gurunya pun melayani peserta didiknya dengan minimal pula. Maklum Gratis! Akhirnya, saya pun tersenyum kecut, inikah yang dinamakan  sekolah gratis????

Mahalnya biaya pendidikan sekolah-sekolah kita membuat saya ingin bertanya. Bertanya kepada orang yang peduli dengan dunia pendidikan. Mengapa biaya pendidikan kita mahal??? Bisakah biaya pendidikan itu murah dengan pelayanan yang prima???? Mungkin pertanyaan saya hanya mimpi di siang bolong. Mimpi layaknya "negeri di awan" seperti lagu katon bagaskara yang terkenal itu atau bernyanyi tentang nasib guru "Oemar Bakri" yang dinyanyikan penyanyi kondang Iwan Fals itu. Saya pun hanya bisa menulis dan berusaha mencari tambahan di sana-sini agar anakku bisa sekolah dengan pelayanan yang prima dan mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas unggul. Lagu dangdutpun saya nyanyikan kembali sambil bergoyang, "gali lubang tutup lubang".

Saya pun hanya bisa tersenyum, ketika ada salah seorang pembantu rektor di salah satu PTN yang menghasilkan tenaga guru berkata, "kalau mau pelayanannya bagus, pendidikan itu ya harus mahal!"

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

http://wijayalabs.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline