Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

TERVERIFIKASI

Guru Blogger Indonesia

Seks dan Kalimat Efektif

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_64162" align="alignleft" width="300" caption="Seks dan Kalimat efektif"][/caption]

Seks adalah kubutuhan manusia yang selalu dibicarakan dari masa ke masa. Namun dalam tulisan ini, saya tak membahas masalah seks, karena saya bukanlah pakar seks. Biarlah nanti pakar seks saja yang membahasnya, karena beliau ahli di bidang ini.

Postingan saya ini akan lebih banyak bicara masalah kalimat efektif. kebetulan ada ilmu baru yang saya dapatkan dari teman saya, guru Bahasa Indonesia tentang kalimat efektif.

Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.

Dalam hal ini hendaknya dipahami pula bahwa situasi terjadinya komunikasi juga sangat berpengaruh. Kalimat yang dipandang cukup efektif dalam pergaulan, belum tentu dipandang efektif jika dipakai dalam situasi resmi, demikian pula sebaliknya. Misalnya kalimat yang diucapkan kepada tukang becak, "Berapa, Bang, ke pasar Rebo?" Kalimat tersebut jelas lebih efektif daripada kalimat lengkap, "Berapa saya harus membayar, Bang, bila saya menumpang becak Abang ke pasar Rebo?"

Yang perlu diperhatikan oleh para kompasianers dalam membuat karya tulis, baik berupa essay, artikel, ataupun analisis yang bersifat ilmiah adalah penggunaan bahasa secara tepat, yaitu memakai bahasa baku. Hendaknya disadari bahwa susunan kata yang tidak teratur dan berbelit-belit, penggunaan kata yang tidak tepat makna, dan kesalahan ejaan dapat membuat kalimat tidak efektif.

Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif.

1.  Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat :

  • Sejak dari usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.
  • (Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.)
    • Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
    • (Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
  • Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup.
  • (Ayahku rajin bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.)
    • Pada era zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.
    • (Pada zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.)
  • Berbuat baik kepada orang lain adalah merupakan tindakan terpuji.
  • (Berbuat baik kepada orang lain merupakan tindakan terpuji.)

2.  Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu' struktur kalimat :

  • Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah.
  • (Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. / Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.)
    • Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
    • (Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.)

3.  Penggunaan imbuhan yang kacau :

  • Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.
  • (Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan)
    • Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
    • (Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
  • Operasi yang dijalankan Reagan memberi dampak buruk.
  • (Oparasi yang dijalani Reagan berdampak buruk)
    • Dalam pelajaran BI mengajarkan juga teori apresiasi puisi.
    • (Dalam pelajaran BI diajarkan juga teori apresiasi puisi. / Pelajaran BI mengajarkan juga apresiasi puisi.)

4.  Kalimat tak selesai :

  • Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi.
  • (Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.)
    • Rumah yang besar yang terbakar itu.
    • (Rumah yang besar itu terbakar.)
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline