Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

TERVERIFIKASI

Guru Blogger Indonesia

Bermain Games, Enak Om!

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mulai senin kemarin, sekolah sudah masuk kembali setelah liburan natal dan tahun baru. Rasanya singkat sekali liburan ini. Padahal liburan sudah berlangsung selama dua minggu. Saya lihat anak-anak terlihat belum begitu siap mendapatkan materi pelajaran. Pikirannya masih menerawang dalam suasana liburan, sehingga sulit buat saya untuk menambahkan materi baru. Mereka ingin refreshing lebih lama lagi kelihatannya. Sebab rasanya liburan akhir dan awal tahun ini begitu singkat. Membuat mereka belum siap menerima materi karena pikiran merak masih belum fokus pada pelajaran.

Saya coba melakukan diskusi di pertemuan perdana kami di semester kedua. Saya coba mencari tahu kesulitan apa yang mereka alami dalam pembelajaran di semester kemarin. Dari hasil dialog itulah saya tahu bahwa anak-anak perlu perhatian dan bimbingan lebih dari saya sebagai gurunya. Tetapi, ketika saya tawarkan untuk langsung belajar dan menerima materi tambahan, anak-anak langsung bilang, "jangan belajar dulu dong om, soalnya khan baru habis libur. Gimana kalau hari ini bebas aja dulu om. Soalnya juga percuma omjay cuap-cuap sementara otak kami nggak nangkep apa yang omjay sampaikan", begitulah kata salah satu siswa yang dengan semangatnya memberikan saran kepada saya.

Saya langsung saja merima permintaan itu, dan langsung memberikan pernyataan, "oke hari ini kita bebas tak ada materi tambahan, tetapi saya harap suasana kelas tetap tenang". Begitulah kata saya dengan mantap. Namun, tanpa saya duga sama sekali ternyata anak-anak langsung berteriak, "horeeee bebaaaas, makasih omjay!" Mereka pun langsung tenggelam dalam komputernya masing-masing. Asyiik dengan apa yang dilihatnya di depan komputer. tangan kanan memegang mouse, dan tangan kiri memencet-mecet tombol keyboard sesuai instruksi.

[caption id="attachment_49184" align="alignright" width="300" caption="Lab komputer sekolah"][/caption]

Saya amati kelakuan mereka satu persatu. Ada yang langsung membuka blog mereka di internet. Ada yang langsung buka facebook dan twitternya, dan ada juga yang langsung membuka software adobe photoshop, mengutak-atik fotonya agar tampil dengan penuh gaya di facebook mereka.

Saya lihat murid saya yang lainnya, dan betapa kagetnya saya, ternyata anak-anak lebih banyak langsung membuka games kesayangan mereka. Permainan games online di internet yang membuat mereka senang luar biasa. Permainan yang biasa dengan mudah kita temukan di warnet-warnet sekitar lingkungan kita. Dipenuhi anak-anak yang suka games, dan menghabiskan waktu liburannya hanya dengan bermain games di internet. Terkadang sampai lupa kalau belum makan saking asyiknya. Kalau sudah begitu pusinglah para orang tua melihat kelakuan anak-anaknya.

Ada sebuah pertanyaan yang saya tanyakan kepada murid-murid saya, kenapa kalian suka bermain games? Lalu jawab mereka adalah games membuat mereka menjadi pemenang. Menghilangkan stress dan happy. Melatih kemampuan skill mereka dan mengatur strategi agar menjadi pemenangnya. Games, apalagi games CS (Counter Straike) yang biasa digunakan anak-anak ini memang menarik. Saya salut dengan programer yang menciptakannya. Penuh dengan inovasi dan kreativitas. Membuat sebuah pembelajaran yang mengundang sehingga anak terlena di depan komputer berlama-lama. Saya amati terus kelakuan mereka, mencoba mencari tahu apa yang menarik dari games ini. Berusaha menguasai games ini, dan melihat keuanggulannya. Ternyat tidak mudah juga bermain games kalu kita tak terbiasa. Perlu jam terbang juga untuk bisa menguasai sebuah games.

Akhirnya saya mengambil sebuah kesimpulan bahwa anak-anak kita memang memiliki dunia berbeda dengan kita sebagai orang dewasa. Jiwa mereka terlihat masih labil dan mudah terpengaruh dengan permainan-permainan games yang diciptakan oleh para pembuat games yang kreatif itu. Saya pun jadi tertarik untuk membuat games, membuat games pendidikan yang di dalamnya ada materi pembelajaran yang disampaikan dalam bentuk permainan. Anak-anak pun menjadi bermain sambil belajar, belajar sambil bermain. Membuat mereka tersenyum dan senang di depan komputer. Mampu berlama-lama membaca materi seolah-olah mereka sedang membaca buku pelajaran yang tak lagi jadi idola siswa. Membaca dan menulis tak lagi jadi budaya anak-anak sekarang. Saya lihat buku-buku di perpustakaan yang banyak itu sudah mulai kurang tersentuh, dan anak-anak kita lebih asyik bermain games, baik online maupun offline. baik melalui internet maupun intranet. Membuat mereka memiliki motto, "tiada hari tanpa bermain games".

Bahaya juga bila anak-anak kita larut dalam permainan games, sementara buku-buku pelajaran yang isinya bagus-bagus itu tak pernah disentuhnya. Di sinilah peran para ahli pembelajaran dan juga para programer komputer menyatukan persepsi untuk membuat sebuah teknologi pembelajaran yang membantu siswa memahami materi yang diberikan oleh guru secara mandiri. Guru pun pada akhirnya dituntut untuk membuat sebuah pembelajaran yang mengundang. Sebuah pembelajaran yang di dalamnya mengajak siswa untuk aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Orang-orang pakar pendidikan bilang itu adalah PAIKEM.

Bermain games memang sungguh mengasyikkan, membuat mereka menjadi lupa bahwa bangsa ini adalah bangsa pemakai teknologi dan bukan pencipta teknologi. Tak mampu menjadi produsen pengetahuan dan hanya "membeo" pengetahuan dari bangsa lain di dunia. Akhirnya, hidup kita menjadi tergantung dengan negara besar penghasil produsen pengetahuan yang selalu dinamis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline