Lihat ke Halaman Asli

Renungan Hari Anak Nasional: Anak-Anak dan Masa Depan Negara

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beragam masalah mendera Indonesia belakangan ini. Mulai dari masalah politik, hukum dan keamanan hingga masalah memudarnya prestasi olahraga di forum internasional. Korupsi, kolusi, narkoba, mafia hukum, politik uang, ketidakdisiplinan di jalan raya serta babak belurnya prestasi sepakbola Indonesia di dunia internasional adalah beberapa contoh permasalahan aktual yang sehari-hari menjadi fokus berita di media cetak dan elektronik. Jika mau jujur, karena adanya berbagai permasalahan tersebut mesti diakui bahwa cita-cita untuk mewujudkan negara yang kuat dan sejahtera masih memerlukan perjuangan keras untuk mencapainya.

Pada sisi lain, kita tidak boleh lupa bahwa salah satu prasyarat untuk mencapai cita-cita tersebut adalah pengelolaan yang tepat terhadap aset-aset vital dan strategis negara. Salah satu aset vital dan strategis tersebut adalah anak-anak. Mengapa demikian? Anak-anak merupakan aset vital suatu negara karena kelangsungan hidup suatu negara ditentukan oleh kwalitas anak-anak sebagai generasi penerus. Mereka adalah penerus tongkat estafet kepemimpinan dan pengelolaan negara di segala bidang. Kwalitas anak-anak yang unggul tentu akan menjamin bahwa negara ini akan dipimpin dan dikelola oleh generasi yang bisa diandalkan sehingga kelangsungan hidup negara tidak perlu dikhawatirkan. Sebaliknya, jika kwalitas anak-anak buruk tentu membahayakan kelangsungan hidup negara di masa depan.

Sedangkan nilai strategis anak-anak bagi negara berkait dengan keniscayaan bahwa segala potensi dan kwalitas yang dimiliki anak-anak akan menentukan keberhasilan pelaksanaan pembangunan negara di masa depan. Apakah di masa depan Indonesia akan menjadi negara maju atau menjadi negara terbelakang semuanya ditentukan oleh potensi dan kwalitas yang dibina, diasah dan ditempa mulai sekarang. Apakah di masa depan nanti Indonesia bisa memiliki generasi penerus berkwalitas seperti Prof. BJ Habibie atau tidak? Jawabannya tentu bergantung pada sampai sejauh mana anak-anak berbakat ilmu teknik dibina, diasah dan ditempa. Apakah di masa depan nanti Indonesia akan memiliki generasi penerus berkwalitas seperti Prof. Sri Mulyani? Jawaban pertanyan ini tergantung kepada sejauh mana anak-anak berbakat ilmu ekonomi dibina, diasah dan ditempa sejak sekarang. Jika kita mau memiliki bintang olahraga seperti Zinedine Zidane maupun Gary Lineker, tentu pembinaan anak-anak dengan bakat olahraga sepakbola perlu dibenahi mulai sekarang.

Oleh karena itu sudah sepatutnya jika anak-anak mendapat perhatian lebih baik dari negara dan segala permasalahan menyangkut anak-anak ditangani secara serius mulai dari akarnya. Apalagi krisis ekonomi yang belum selesai hingga sekarang menyebabkan anak-anak dari golongan kurang mampu menjadi semakin termarjinalisasi. Buktinya, jika dibandingkan dengan kondisi dua puluh tahun lalu, saat ini semakin banyak anak jalanan yang mengamen di perempatan jalan di sejumlah kota di Indonesia. Selain itu, masih ada saja anak putus sekolah karena alasan kurang biaya.

[caption id="attachment_202441" align="alignnone" width="300" caption="Sosok anak desa (koleksi pribadi)"][/caption]

Kiranya sudah saatnya negara sebagai pemangku kepentingan utama menyusun suatu “cetak biru” atau suatu rencana strategis yang tepat terkait kebijakan penanganan anak-anak dengan segala permasalahannya. Dengan “cetak biru” atau rencana strategis yang tepat tersebut diharapkan tongkat estafet masa depan Indonesia akan jatuh ke tangan generasi yang unggul dan terbina di segala bidang. Masalah ini tidak dapat dianggap sepele karena penanganan yang tidak tepat atau asal-asalan terhadap masalah anak-anak akan membawa kehancuran dan kemunduran negara di masa depan. Alih-alih menjadi generasi yang unggul dan terbina di segala bidang, bukan tidak mungkin jika anak-anak terbentuk menjadi penjahat masa depan, kader mafia atau bibit pecandu narkoba yang akan menghancurkan negara. Kondisi seperti itu tentu tidak diinginkan oleh semua pihak.

Selamat Hari Anak Nasional 2010.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline