Lihat ke Halaman Asli

Wijatnika Ika

TERVERIFIKASI

When women happy, the world happier

Kasus Dedy Susanto, Kekerasan Seksual Berkedok Terapi Psikologi

Diperbarui: 21 Februari 2020   14:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan dalam jerakan kekerasan seksual oleh lelaki. Sumber: unceasingwords.com

"Sexual violence is a serious public health and human rights problem." -WHO-

Publik baru saja dikejutkan oleh pengakuan sejumlah perempuan yang pernah menjadi peserta pelatihan atau seminar atau apalah namanya, yang dilakukan oleh lelaki bernama DEDY SUSANTO bersama sejumlah rekannya, yang ternyata merupakan korban kekerasan seksual. 

Yang dimaksud kekerasan seksual disini berupa pelecehan seksual (menyentuh anggota tubuh tanpa izin, menggesekkan alat kelamin, mengusap punggung, menciumi rambut, video call sex (VCS), dan mengatakan ucapan cinta pada klien yang baru dikenal melalui direct messenger); hingga pemerkosaan (persetubuhan tanpa consent korban dan dilakukan dalam tekanan yang menggunakan trik psikologi, yang diduga sebagai hipnotis sehingga membuat korban tidak bisa melarikan diri) karena merasa ketakutan. 

Kasus ini semakin hari semakin memanas layaknya gunung api yang siap memuntahkan laharnya, karena Dedy berusaha menghilangkan jejak diigitalnya bersama sejumlah korban. Ia bahkan mengancam sejumlah korbannya yang SPEAK UP! dengan pasal karet dalam UU ITE. 

Jika ini terjadi, maka akan mirip dengan kasus Baiq Nuril dan ini bisa menjadi preseden buruk dalam upaya menurunkan angka kekerasan seksual di Indonesia yang saat ini dalam status darurat. 

SIAPA SEBENARNYA DEDY SUSANTO? 

Aku tahu Dedy Susanto yang dikenal sebagai Paduka Bekicot melalui Instagram. Ia merupakan seorang selebgram dengan ribuan pengikut dan telah mendapat centang biru dari pihak Instagram.

Dalam pengamatanku, Dedy ini seorang yang punya banyak energi untuk aktif di media sosial. Ia sering posting di Insta feed dan Insta story tentang kegiatannya yaitu training-psikoterapi, selfie dan wefie dengan peserta perempuan, hingga kata-kata yang berkaitan dengan dunia Psikologi dengan bahasa yang mudah dimengerti. 

Tak heran jika pengikutnya bejibun, trainingnya selalu ramai, buku-bukunya laris di pasaran, dan kolom komentarnya sangat ramai yang menandakan akun Instagramnya punya tingkat engagement yang tinggi. 

Dedy pernah jadi tamu Kick Andy dong

Namun, aku meragukan sesuatu tentang lelaki ini. Pertama, dia narsis. Aku pernah kenal dekat dengan lelaki dengan tingkat kenarsisan seperti Dedy dalam kaitannya dengan perempuan.

Misal, mengaku jomblo, fakir cinta dan butuh kasih sayang tapi tidak merasa malu apalagi risih untuk memamerkan foto dengan perempuan-perempuan seakan-akan sosoknya merupakan lelaki yang disukai, digemari bakhan digilai perempuan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline