Mungkin selama ini kita mengira bahwa jenis manusia malang yang hidup di dunia ini adalah para yatim piatu, pengungsi, hingga korban perang. Padahal, menjadi anak dari keluarga "Broken Home" adalah jenis kemalangan berbeda.
Seseorang mengatakan, bahwa tidak ada kematian yang lebih menyakitkan selain dilupakan dan itulah yang terjadi pada anak dari keluarga Broken Home.
Mereka memiliki rumah dan keluarga, ayah dan ibu, keluarga besar, juga kampung halaman. Tetapi, semua itu hanya fisik belaka. Mereka kehilangan hati untuk pulang, sebagai rumah yang sebenarnya.
Dalam sebuah grup di Instagram tentang Broken Home sang admin bertanya kepada para pengikutnya dalam sebuah postingan, "Mudik ke mana?"
Satu pertanyaan sangat singkat tetapi menusuk bagai belati, tepat ke jantung hati. Kemudian para pengikutnya memberikan jawaban beragam dalam menunjukkan kekecewaan, kesedihan, kecemasan, kesepian, pembangkangan, penolakan hingga sikap pasrah yang dipaksakan.
"Sengaja nggak pulang ke rumah," ujar TW.
"TW, sama. Udah lupa jalan pulang ke rumah," balas PR.
"Ke rumah tetangga," jawab LY iseng, tetapi sebetulnya sedih.
"Gak mudik, lebaran di kosan, kampung orang," tukas DE.
"Mudik???? Bingung jawabnya," kata DM.
"Mudik? Keluarga aja berantakan mau mudik," kata AS.