Lihat ke Halaman Asli

Wijatnika Ika

TERVERIFIKASI

When women happy, the world happier

Nissa Sabyan, Shalawat, dan Pesan Perdamaian Universal

Diperbarui: 13 Juni 2018   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: girlisme.com)

Seluruh bumi ini akan terasa sempit
Jika hidup tanpa toleransi

Namun jika hidup dengan perasaan cinta
Meski bumi sempit kita kan bahagia

Melalui perilaku mulia dan damai
sebarkanlah ucapan yang manis, hiasilah dunia dengan sikap yang hormat

dengan cinta dan senyuman
sebarkanlah diantara insan, inilah Islam Agama Perdamaian 

Begitulah arti dari lagu berjudul "Deen Assalam" yang dibawakan oleh Nissa Sabyan dan grupnya Sabyan Gambus dengan  sangat manis dan menyentuh hati. Lagu yang pertama kali dipopulerkan  oleh Sulaiman Al-Mughni ini kini dapat didengar di mana saja mulai dari  toko retail, kafe hingga pusat perbelanjaan. Tak urung, suara indah dan  menggetarkan Nissa Sabyan semakin terngiang-ngiang di telinga publik.  Bukan hanya umat Islam yang menyukainya, mereka yang non-Muslim juga  banyak yang menyukainya. 

Wajah  imut dan menggemaskan, suara yang indah menggetarkan plus penampilan  yang trendi membuat Nisa Sabyan menjadi idola baru remaja tanah air.  Siapa sangka bahwa pemilik nama asli Khoirunnisa yang masih berusia 19  tahun dan merupakan siswa SMKN 56 Jakarta ini mampu menggetarkan jutaan  orang di seluruh dunia. Video-videonya ditonton puluhan juta orang sebab  lagu-lagu yang dibawakannya menghipnotis kalbu bagai cahaya purnama  bagi hati yang merindu. 

Bahkan videonya yang mengcover lagu berjudul "Ya Habibal Qolbi" tembus 146 juta penonton. Karena lagu ini pula, jumlah subscriber akun  resmi Sabyan Gambus merangkak naik dengan cepat dari ratusan ribu ke  2,3 juta. Perkembangan yang melesat bagai komet ini nampaknya akan  segera melampaui jumlah subscriber dari Youtuber terkaya tanah air, Ria Ricis dengan angka 3.8 juta. 

Pesan moral dari tenarnya Nissa Sabyan dan grupnya adalah: pertama, jangan sepelekan potensi anak muda, terlebih kaum millenial yang kesehariannya lengket dengan gadget. Dengan perkembangan teknologi yang melintasi ruang dan waktu, generasi millenial mampu memberi dampak kepada dunia tanpa berkoar-koar mengaku pahlawan layaknya generasi tua. 

Di tangan kaum millenial,  racikan antara kreatifitas di dunia nyata dan dunia digital menjadi  semacam jembatan untuk menunjukkan jati diri dan karya mereka. Bahwa,  tidak perlu menunggu usia sekian-sekian dengan gelar pendidikan ini-itu  atau jabatan politik anu dan anu untuk sukses besar serta memberi dampak  positif kepada masyarakat dunia. 

Kedua,  Islam dan pesan-pesan universalnya seperti tentang perdamaian akan  sangat mudah menyentuh hati manusia jika disampaikan dengan lembut,  penuh hikmah dan ringan. Meledaknya lagu-lagu yang dibawakan grup ini  saya kira pas dengan suasana pasca ledakan bom di Surabaya, Sidoarjo dan  beberapa wilayah lain di Indonesia yang mencoreng nilai-nilai mulia  dalam Islam.

Ketiga,  shalawat yang selama ini identik dengan Masjid dan kegiatan majelis  taklim semata, mampu dibawa ke panggung hiburan tanah air dengan format  yang trendi dan muda. Shalawat menjadi lebih populer dan diterima publik  secara luas baik Muslim maupun non-Muslim. Kita tidak pernah tahu kan  jika misalnya lagu-lagu yang dibawakan Nissa Sabyan dan grupnya mampu  membuat publik mau belajar tentang Islam karena melihat Islam sebagai  agama yang indah dan damai?     

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline