Lihat ke Halaman Asli

Wijanto Hadipuro

Peneliti dan penulis

Irigasi Tetes dan Kapiler: Solusi bagi yang Suka Berkebun dan Travelling

Diperbarui: 28 Oktober 2024   15:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Setelah pensiun saya jadi lebih intens dalam berkebun. Saya menanam sayur mayur, pohon buah dan beberapa tanaman hias. Semuanya yang mudah ditanam, tanpa perlu perawatan yang rumit.

Sayur mayur yang saya tanam adalah sayuran yang sehari-hari kami makan dan mudah tumbuh, seperti kangkung, berbagai macam sawi, bayam, tomat, mentimun dan cabai. Sementara untuk buah yang ada di kebun kami adalah jambu air, jeruk nipis, jeruk santang, dan rambutan. Tanaman hiasnya, ada soka, cemara, pucuk merah dan pucuk ungu, serta palma.

Karena lahannya sempit, mayoritas tanaman saya tanam dalam pot atau polybag, dan ditanam di atap teras rumah. Tanaman yang saya tanam di tanah di halaman sempit di depan rumah hanya pucuk merah dan palma.

Sebelum pensiun, saya tidak terlalu intens berkebun. Saya hanya menanam tanaman di depan rumah saja. Sebelum pensiun saya cukup sering melakukan travelling. Setiap kali ada kesempatan libur, saya manfaatkan bepergian dengan anak dan istri saya antara tiga sampai maksimal tujuh hari. Saat itu, karena tanaman yang ada hanya yang di depan rumah, setiap kali saya bepergian, saya meminta bantuan tukang kebun yang memelihara taman di perumahan kami untuk merawatnya.

Setelah pensiun, tanaman menjadi semakin banyak dan letaknya menyulitkan saya untuk menitipkan perawatannya kepada tukang kebun perumahan. Untuk mencapai atap teras rumah, kita harus membuka dan melewati beberapa ruangan privat.

Saat pertama intens berkebun, saya kesulitan menjalankan hobi travelling. Dengan belajar dan melakukan berbagai uji coba, saat ini saya bisa menjalankan kedua hobi tersebut bersama-sama. Melalui artikel ringkas ini, saya ingin berbagi hasil saya belajar dan hasil uji coba.

Karena ingin berhemat, maka yang saya pelajari dan pilih adalah cara menyiram atau sistem irigasi yang sederhana dan murah. Saya tidak memilih sistem irigasi yang terpogram dan dapat dikendalikan melalui HP, misalnya. Ada dua pilihan sistem irigasi yang dapat kita gunakan dengan mudah dan murah yaitu sistem irigasi tetes dan sistem irigasi kapiler. Berikut penjelasannya.

Irigasi Tetes

Semula saya meniru banyak orang di kanal youtube yang menggunakan botol bekas sebagai alat untuk irigasi tetes. Banyak uji coba saya lakukan, tetapi hasilnya kurang baik. Air dalam botol ternyata cepat habis dalam rentang waktu jam, meskipun di kanal youtube disebutkan penggunaan sistem irigasi ini bisa bertahan tiga sampai empat hari.

Uji coba yang saya lakukan adalah dengan memperkecil lubang di botol bekas untuk meneteskan air. Hasilnya tetap gagal bertahan lama. Saya juga mencoba menimbun botol. Lubang botol dimasukkan ke dalam pot atau polybag. Hasilnya juga sama, gagal bertahan lama.

Akhirnya saya menemukan sistem irigasi tetes dengan menggunakan selang kecil yang langsung dihubungkan ke PDAM atau toren. Di masing-masing pot dan polybag, kita pasang keran-keran plastik yang dapat mengatur besar kecilnya air yang menetes. Alat seperti ini banyak dijual di toko-toko online. Cukup kita gunakan kata kunci 'irigasi tetes' di mesin pencari Google. Nanti kita akan menemukan berbagai alternatif pilihan toko, harga, panjang selang dan jumlah keran plastik untuk mengalirkan air ke pot atau polybag.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline