Sendiri Lebih Berarti
Rasa-rasanya tak pantas mengatakan dunia ini kejam. Bukankah Semesta ini hanya satu dari CiptaanNya, seperti halnya kita manusia. Kalaupun dirasa kejam, itu ulah dari sebagian dari makhluk ciptaan Tuhan.
Menikmati yang jauh lebih baik masih banyak. Karena sejatinya manusia itu kodratnya baik. Jika, dan seandainya belum menemukan yang baik, itu hanya soal waktu. Belum berjodoh.
Maka menepilah, sendiri. Lalu menikmati setiap yang Tuhan berikan dengan penuh rasa syukur. Jika sendiri jauh lebih baik, lakukanlah. Bukankah kelak jika pulang, juga akan sendiri. Pasangan, anak, orang tua, saudara, tetangga, teman dan sahabat hanya dititipkan sebentar menemani. Selayaknya titipan, suatu saat pasti akan diminta lagi.
Pasangan, dititipkan untuk menemani dan menjagamu. Jikalah ia hanya membuat luka, tak menjalankan amanahnya, biarkan saja. Lepaskan dan biarkan ia diambil PenciptaNya. Anak-anak yang telah kau didik dan besarkan dengan tetesan keringat. Lalu, dengan mudahnya mengabaikanmu, biarkan saja. Lihatlah dari kejauhan dan tetap doakan. Ia juga hanya titipan bukan. Selayaknya titipan, jika pemilik menginginkannya, pasti akan diambil.
Maka teruslah berlatih dan belajar untuk sendiri. Dari fajar hingga senja, bahkan malam. Isi dengan segala aktifitas apapun selagi bisa. Pekerjaan rumah, bekerja, bersosialasi, hobi dan ibadah. Semua dengan hati gembira melakukannya. Sendiri tak berarti sunyi bahkan menjadi sangat berarti.
Sejuta Bunga, 18 Juni 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H