Lihat ke Halaman Asli

Wigati Hati Nurani

Guru dan suka menulis

Yu Jinem

Diperbarui: 7 November 2022   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Yu Jinem

Oleh : Wigati Hati Nurani

Jalanan itu sangat gelap. Di kanan kiri semak belukar pepohonan perdu. Hanya berupa jalan setapak yang bisa dilalui, dan harus hati-hati. Sebab, jika tidak lengah sedikit saja bisa terperosok kedalam jurang. Jam menunjukan pukul 11 malam ketika Yu Jinem  akan berangkat ke rumah Pak Dhe Jarwo, yang letaknya di seberang hutan yang memisahkan dengan  desanya. Dan jauh hari, sudah diwanti-wanti jika mau datang ke rumahnya tepat jam 12 malam harus sudah sampai. 

Tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih. Yu Jinem tidak tahu apa maksudnya, tetapi demi pengobatan untuk suaminya yang sangat ia harapkan, ia sanggupi saja perintah Pak Dhe. Ya, ia hanya ingin suaminya sembuh dari sakit yang sudah lebih dari dua tahun dideritanya. 

Dan Pak Dhe Jarwo kata beberapa tetangganya adalah orang pintar yang bisa menyembuhkan segala penyakit. Ia dibujuk juga oleh Yu Surtinah tetangganya penjual mie ayam yang terkenal kemayu di desanya. Katanya Yu Surtinah laris jualan mie ayam berkat bantuan Pak Dhe Jarwo.

Sesampai di rumah Pak Dhe Jarwo, Yu Jinem segera mencari tempat untuk segera beristirahat sejenak. Paling tidak membersihkan lendut di sandalnya. Dilihatnya jam usang murahan yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. Masih ada waktu 10 menit sebelum jam 12 malam.

Lagian, pintu rumah Pakde terlihat tertutup rapat. Yu Jinem tidak berani mengetuknya. Dilihatnya samping kanan kiri rumah nampak gelap dan sepi sekali. Pak Dhe Jarwo memang tinggal sendirian, setelah istrinya meninggal setahun yang lalu. Dua anak perempuannya tinggal di luar kota mengikuti suaminya.

Yu Jinem menangkap suara gemericik air ketika berada di samping rumah. Memang ada sumur dan bilik kamar mandi di bagian agak menjorok ke dalam. Nyala api dari lampu senthir lamat-lamat terlihat  ada ember dari gantungan sumur dikejauhan, meski sedikit gelap tetap terlihat. 

Yu Jinem mendekat ke arah sumur karena penasaran. Tapi tunggu dulu, seperti ada sosok entah apa dari dalam bilik kamar mandi. Yu Jinem mendekat dengan jalan berjinjit. Kuatir ada yang mendengar kedatangannya. Ada selah lubang diantara dua papan kayu. 

Yu Jinem semakin penasaran dan mengintip dari lubang itu. Dadanya berdegub kencang, seakan tak percaya apa yang sedang dilihatnya. Di dalam kamar mandi itu nampak  dua orang sedang melakukan ritual. Keduanya tanpa sehelai benang pun menempel di badan. 

Dua orang itu, Pakde Jarwo dan Yu Surtinah. Lemah lunglai rasanya seluruh tubuh Yu Jinem. Ia segera angkat kaki dari tempat itu, dan niat untuk meminta obat diurungkannya. Bagaimanapun ia masih punya Tuhan, Allah SWT tempatnya meminta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline