Pengambilan Keputusan yang Tepat pada Situasi Dilema Etika
1 Februari 2023, hari yang membahagiakan bagi saya. Betapa tidak, setelah 1 bulan lebih saya menghentikan kegiatan pada LMS dan PGP Angkatan 6, hari ini saya melanjutkannya kembali. Walau tak dapat dipungkiri, butuh perjuangan dan usaha keras untuk menumbuhkan semangat yang sempat menurun.
Memulai Pendidikan lanjutan, saya melaksanakan pretest untuk modul 3. Tidak seperti modul-mudul sebelumnya, kali ini saya berusaha menenangkan diri terlebih dahulu. Saya memulai pretest pada pukul 16.17 menit, dan Alhamdulilah dapat menyelesaikan 30 soal dengan sisa waktu 6 menit.
Hampir saja, saya melewatkan alur mulai dari diri Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin. Saya berpikir, alur mulai dari diri akan dikerjakan besok. Alur mulai dari diri pada tanggal 1 Februari 2023, saya berselancar di LMS, menjawab pertanyaan pemantik pada LMS, menuliskan notes pada tiap slide dan memberikan komentar pada rekan CGP.
Pada tanggal 2 Februari 2023, saya mengerjakan alur eksplorasi konsep mandiri, yaitu mempelajari materi dan artikel yang terdapat pada 10 slide di LMS, menjawab pertanyaan pemantik pada LMS, menuliskan notes pada tiap slide dan memberikan komentar pada rekan CGP.
Pada tanggal 3 Februari 2023, saya mengerjakan alur eksplorasi konsep forum diskusi, yaitu menganalisis 4 studi kasus yang disajikan pada LMS. Saya menganalisis 4 studi kasus dilemma etika dan menganalisis pengambilan keputusan yang tepat berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip berpikir, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Ini adalah minggu kedua saya saya melaksanakan PGP Angkatan 6 lanjutan. Alhamdulilah, walaupun saya kesulitan untuk mengembalikan semangat, namun saya merasakan, pada minggu kedua ini saya lebih antusias. Apalagi materi yang disajikan pada modul 3.1 terkait dengan situasi dilemma etika yang sering dihadapi di sekolah.
Senin, 5 Februari 2023, saya melaksanakan alur ruang kolaborasi bersama fasiliator, pengajar praktik dan 10 rekan CGP lainnya. Untuk ruang kolaborasi ini, fasilitator tidak membagi kami berdasarkan kelompok pengajar praktik, namun menjadi 3 kelompok. Kelompok 1 yaitu Ibu Dedeh, Ibu Rina, Ibu Nanis, dan Pak Roynaldi. Kelompok 2 terdiri dari Santi, Ibu Mega, Ibu Iis Herlina, dan Ibu Yusmiati. Sedangkan saya sendiri berada di kelompok 3 bersama Ibu Iis Sakila dan Ibu Entin. Pada ruang kolaborasi sesi 1 ini, kami mengidentifikasi kasus-kasus dilemma etika yang berasal dari rekan sejawat, maupun dari media. Kami memilih salah satu kasus, lalu menganalisis kasus tersebut berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pemngambilan dan pengujian keputusan. Diskusi kami cukup alot, sehingga tidak dapat menyelesaikan analisis kasus, dan diskusi kami lanjutkan melalui whatsapp grup setelah ruang kolaborasi.
Selasa, 7 Februari 2023, saya melaksanakan alur ruang kolaborasi sesi 2, masih bersama fasiliator, pengajar praktik dan 10 rekan CGP lainnya. Pada ruang kolaborasi kali ini, setiap kelompok mempresentasikan hasil analisis studi kasus. Pada rang kolaborasi ini, Ibu Entin berperan sebangai moderator, Ibu iis Sakila sebagai penjawab dan notulen, dan saya sebagai presenter. Seperti prediksi kami, bahwa situasi yang kami analisis adalah kasus yang sederhana, namun sering terjadi di sekolah, sehingga banyak tanggapan dan umoan balik dari kelompok lain. Alhamdulilah, setiap kelompok sudah menganalisis kasus dilemma etika dengan baik.
Rabu-Kamis, 8-9 Februari 2023, saya melaksanakan alur demonstrasi konstektual, yaitu melaksanakan wawancara dengan kepala sekolah tempat saya mengajar, dan 2 kepala sekolah rekan CGP. Tujuan wawancara ini adalah untuk menganalisis strategi pengambilan keputusan yang sudah dilakukan oleh 3 kepala sekolah. Pada kesempatan ini, saya mewawancarai Ibu Nonoh Warsinah, S.Pd.SD. (Kepala SDN Candrajaya I), Ibu Hj. Yuyun Rahayu, S.Pd. (Kepala TK Budi Asih VI Sukahaji), dan Bapak Didi Rawadi S.Pd. (Kepala SDN Palabuan II). Hasil wawancara tersebut kemudian saya analisis sebagai tugas yang harus diupload pada LMS.
Jum'at, 10 Februari 2023, saya melaksanakan alur elaborasi pemahaman dengan menuliskan pertanyaan untuk instruktur. Yang menjadi pertanyaan saya untuk elaborasi pemahaman ini Bagaimana membedakan dilema etika dengan bujukan moral? Apakah pengambilan keputusan situasi bujukan moral tidak perlu menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan? Apakah dalam mengambil keputusan pada situasi dilema etika dapat menggunakan dua paradigma? Bagaimana menentukan prinsip yang paling tepat untuk situasi dilema etika? Apakah terdapat prinsip yang ideal diantara ketiga prinsip tersebut? Jika pada langkah uji legal ditemukan pelanggaran hukum, apakah perlu dilanjutkan pada Langkah selanjutnya? Jika terdapat intervensi dari pihak tertentu dalam mengambil keputusan, apakah 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah ini masih efektif dilaksanakan?