Pusat perdagangan khusus barang-barang bekas di Riyadh, Saudi Arabia, terletak di eksit 21 dan 22 jalan lingkar Selatan. Tepatnya di permulaan jalan Al Batha sebelah selatan kota Riyadh. Populer dengan nama Pasar Kharaj. Di sini sengaja oleh pemerintahan daerah kota Riyadh, dijadikan sentra penjualan barang-barang bekas memakai lahan tidak kurang dari 6 blok pertokoan kira-kira seluas 3 ha. Model Pasar Induk dengan bentuk kios lapak biasa atau berbentuk ruko yang khusus hanya untuk usaha jual beli barang bekas. Berbagai macam barang diperjualbelikan, mulai dari pakaian bekas, sepatu, aksesoris, berbagai macam tas, selimut, koper, jaket, barang elektronik, komputer, barang unik dan antik, meja dan kursi, lemari berbagai macam model, dan barang keperluan sehari-hari lainnya. Konsumen terbanyak adalah para kaum pendatang dan pekerja migran atau warga pendatang dari Suriah, Yaman, Sudan, Afrika Selatan, India, Pakistan, Bangladesh, Kenya, Somalia, Filipina, Indonesia, Malaysia dan lain-lain, atau ditambah oleh Warga Saudi kalangan menengah bawah. Pengunjung paling ramai dan padat datang pada hari libur akhir pekan, yaitu hari Kamis dan Jumat pagi. Para pedagang mengampar dagangannya sampai ke badan jalan raya, selain membuka kiosnya juga di dalam Pasar, sehingga barang dagangan seperti tumpah ruah ke jalan raya, layaknya pasar tumpah di tanah air. Para pendatang tiba sejak sholat subuh usai dan semakin siang semakin ramai. Selain untuk berbelanja banya warga Saudi dijadikan pasar ini sebagai tempat untuk jalan-jalan saja sambil melirik atau mengintip siap tahu ada barang antik. Bagi para pendatang dan para buruh migran terutama asal India, Filipina, Pakistan, Afrika dan Indonesia selain dipakai hiburan liburan akhir pekan, juga kadang sambil mencari "barang antik' dan barang murah tetapi bermerk untuk dijadikan oleh-oleh ke Indonesia, tetapi didapatkan dengan harga miring. Harga-harga yang ditawarkan rata-rata lebih murah sesuai kondisi barang yang mau dibelinya. Jika mau terus memburu dan ulet, di sini kita bisa mendapatkan barang yang bermerk dan bagus tetapi harganya murah. Tapi harus benar-benar ulet mencari dan memburu di antara tumpukan barang-barang rongsokan lainnya. Menurut teman saya yang sudah lama tingga di Riyadh, tidak kurang dari 100 orang lebih bisa ditampung bekerja di Pasar barang bekas ini, baik pekerja asing atau pekerja warga kalangan bawah Saudi sendiri. Jika anda mampir ke sini dan kebetulan lapar jangan khawatir, ada banyak teman sebangsa kita yang jualan Bubur ayam dan makana ringan Indonesia lainnya. Fasilitas WC umum juga tersedia buka 24 jam dekat mesjid khusus WC untuk pengunjung. Berikut foto-foto lokasi Pasar tumpah sentra barang bekas di Ibu Kota Kerajaan Saudi Arabia, Riyadh.
[caption id="attachment_244863" align="aligncenter" width="640" caption="Pasar Barang Bekas Kharaj Riyadh. Foto dok. Aang Suherman."]
[/caption]
[caption id="attachment_244882" align="aligncenter" width="640" caption="Kalau lapar belum sarapan, tenang saja ada Pak Haji Sopyan yang dagang Bubur Ayam dan gorengan di sini. TKI yang nyambi jadi pedagang di pasar ini."]
[/caption]
[caption id="attachment_244940" align="aligncenter" width="640" caption="Untuk teman wanita yang mau berkunjung ke sini,jangan lupa pakai kain Abaya.Gambar sebagian rekan TKI wanita dan Pinoy yang sedang berkunjung ke sini."]
[/caption]
[caption id="attachment_244949" align="aligncenter" width="640" caption="Para pedagang asal Filipina berjualan makanan untuk sarapan,"]
[/caption]
Gambar sebagian TKI Riyadh habis belanja di pasar tumpah Kharaj,Riyadh. Jual-beli barang bekas yang diatur (regulasinya) oleh pemerintah setempat maka membuka lowongan dan menyerap tenaga kerja juga bagi sebagian Warga Saudi yang masih tergolong miskin, atau membuka peluang usaha bagi warga Saudi sendiri yang menjadi boss-bossnya di belakang para penunggu kios di pasar itu. Serta memberi ruang juga kepada pekerja pendatang untuk ikut usaha di sana. Misalnya Mas Sopyan tadi TKI yang ikut jualan makanan khas Indonesia. Aang Suherman-Riyadh.KSA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H