Hak cuti bagi TKI informal diperoleh setiap habis kontrak kerja selama dua tahun,tertuang dalam Perjanjian Kerja Pasal 13 ayat 3 ;" Bila kedua belah pihak akan memperpanjang masa kontraknya,majikan harus mengijinkan cuti minimal 30 hari kepada TKI" (bunyi ayat setelah disarikan oleh penulis).
Lalu seberapa pentingkah cuti atau liburan bagi TKI informal Saudi baik PRT maupun TKI Laki-laki (sopir dan worker lainnya) ?,selanjutnya saya tulis TKI saja.
Sebagian menganggap cuti penting untuk refreshing pikiran,setelah tubuh lusuh dan lelah bekerja ditambah selalu menghisap debu gurun sepanjang dua tahun terus menerus,namun beberapa orang menganggap cuti bagi TKI informal tidak penting karena dianggap sebagai pemborosan keuangan saja,maklumlah gaji TKI informal tidak sebesar teman TKI Formal.
Kubu yang menganggap cuti tidak penting berpendapat,cuti hanya memboroskan keuangan mereka saja,misalnya cuti di rumah selama tiga bulan lalu pergi lagi walaupun ongkos pesawat ditanggung majikan pulang pergi,namun tetap biaya sehari-hari selama cuti tanggungan sendiri,tidak sedikit yang hanya diam,makan, tidur dan makan tabungan atau malah menjual barang yang ada.
Yang berpendapat demikian kebanyakan memilih memperpanjang kontrak tanpa cuti dengan mengambil uang pengganti tiket pesawat sesuai nasib masing-masing,mengapa sesuai nasib ?,karena tidak semua yang tidak cuti diberi uang pengganti jika majikannya pelit dan tidak bijak.
Hanya karena kebutuhan yang mendesaklah atau ada problem pribadi TKI,sehingga mereka bertahan memperpanjang kontrak kerja walaupun uang tiket pengganti cuti tidak diberi.
Begitulah kenyataan di lapangan nasib sebagian TKI PRT dan TKL kita di Saudi belakangan ini,kemiskinan telah membuat tidak berdaya untuk sekedar memperjuangkan hak sendiripun,seharusnya pemerintah RI malu dalam hal ini,bahwa ada pernyataan angka kemiskinan rakyat kita berkurang,layak dipertanyakan lagi pernyataan politis ini, berkurang apanya ?
TKI yang berpendapat cuti itu penting lain lagi,berikut tiga komentar teman TKI rekan penulis yang memutuskan untuk mengambil hak cuti mereka :
"Wah kalau saya mesti cuti,punya uang atau enggak punya uang pasti akan pulang,soalnya saya sudah rindu anak-anak,dan terutama rindu pada Ibunya anak-anak..hehe" kata Haji Saroji TKI sopir asal Sukabumi yang sudah sepuluh tahun bekerja sebagai TKI yang setiap dua tahun sekali selalu cuti.
"Kalau saya akan cuti bulan ini,untuk menyegarkan pikiran dan tubuh,masa dua tahun lebih mata ini tidak cuci mata lihat yang indah-indah,tiap hari melototin tembok kamar,komputer,dan makhluk berabaya saja.." kata Dedy seorang bujangan TKI karyawan Super Market Lulu, di Riyadh.
"Kalau saya mau cuti sekalian mau berobat anu,saya sesak nafas mungkin karena dua tahun terus menerus menghisap debu sahara,padahal uang saya sudah habis dikirim terus " kata Mas Imran TKI Sopir asal Cirebon.