Lihat ke Halaman Asli

Memangnya Porno Itu Bertingkat?

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saya nggak tau banyak tentang Kim Kandasian.. eh, Kardashian. Yang saya tau dia itu artis bohay dan sekseh, dengan boobs-nya yang segede melon. Pernah nikah dengan siapa dan hanya berapa lama cerai lagi. Infonya nggak masuk secara detail ke otak saya, karena emang nggak penting kan?

Dari berita-berita yang silih berganti tentang dia di portal berita hari ini, ada yang bikin saya tergelitik. Katanya dia masih punya visum alias video mesum dengan mantan pacarnya, Ray J, dan sangat ketakutan dengan rumor yang beredar kalau visum ini sedang dalam tahap tawar menawar untuk nanti dibocorkan ke khalayak umum, yang mungkin akan menggoyahkan hubungan yang sedang dibina dengan Kanye West. Nggak habis pikir, karena katanya dibandingkan dengan visum dengan orang yang sama yang beredar tahun 2007, kali ini adegannya lebih hot dan lebih porno. Waduh, emang gimana sih yang lebih hot dan lebih porno? Emang porno ada tingkatannya seperti di bahasa, porno, lebih porno dan sangat porno? Juga dengan hot-nya itu? Menurut saya sih, porno ya porno. Mau semi kek, soft kek, ya tetep aja porno.

Beginilah kisah cinta di dunia barat sana. Mungkin terobsesi untuk menjadikan diri sendiri sebagai bintang porno walau untuk pasangannya sendiri. Kalau sudah menikah ya silahkan. Tapi di sana kan terkenal dengan aliran seks bebas. Belum nikah, ketemu, saling suka dan mau, berakhir di ranjang. Udah itu difilm-kan pula. Tidak tertutup juga kemungkinan terjadinya extra marital affair, sudah menikah tapi selingkuh.

Bagaimana di dunia timur, Indonesia? Ternyata sama gilanya, dan memprihatinkan. Banyak kisah tentang aib yang dibuka mantan pacar yang sakit hati diputusin pacar lalu menyebarkan film adegan tak senonoh saat masih pacaran. Dan cerita itu terus bertambah dari waktu ke waktu, seperti tidak ada yang menarik pelajaran dari kejadian sebelumnya.

Belum lagi dengan seolah hilangnya akal manusia yang terjerat nafsu seks. Bayangkan, kegiatan yang seharusnya dilakukan dalam ikatan yang sah, dalam ruangan tertutup, antara dua orang manusia, mungkin dengan cicak di dinding yang mengintip malu, sekarang bisa ditemukan di tempat-tempat yang seharusnya bisa mencerdaskan. Pernah dengar berita penggerebekan pelajar remaja atau mahasiswa mesum di warnet? Itu adalah hal gila yang bisa terjadi dan kok ya terpikir oleh mereka untuk melakukannya di sana, tempat umum dan terbuka? Walau memang banyak juga ditemukan warnet dengan cubicle yang memungkinkan penyewanya melakukan apa saja tanpa terlihat penjaga atau pengunjung warnet.

Manusia punya otak dan pikiran, punya memori yang bisa menyimpan cerita kehidupan. Please deh, silahkan lakukan apapun yang diinginkan, mau salto, akrobat, ngesot dan lain-lain tapi selalu ingat tiga hal: jangan telanjang di depan kamera, jangan bugil di depan kamera dan jangan tidak pakai baju di depan kamera. Buat apa sih kegiatan itu direkam segala? Sama sekali nggak ada gunanya, dan hanya mempermalukan jika sampai tersebar.

Sumber : Sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline