Lihat ke Halaman Asli

Sensasi Mendaki Gunung Api Purba

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14292475232016994604

[caption id="attachment_378825" align="aligncenter" width="628" caption="Gunung Api Purba"][/caption]

Indonesia dikenal memiliki banyak gunung, baik yang berstatus aktif maupun tidak. Beberapa gunung terkenal di Indonesia yang sangat diminati kalangan pendaki antara lain Gunung Semeru, Bromo, Rinjani, Lawu, Merbabu, dan lain-lain. Pendakian gunung-gunung megah tersebut biasanya dilakukan oleh para pendaki profesional. Nah, bagi pemula yang ingin merasakan sensasi mendaki, Anda dapat mengunjungi Gunung Api Purba di Nglanggeran Yogyakarta.

1428396273501508374

Gunung Api Purba

Tanggal 14 Februari 2015 saat banyak orang merayakan hari Valentine (padahal saya nggak pernah merayakan, he..), saya berkesempatan mendaki gunung api Nglanggeran. Gunung yang berada di wilayah Kabupaten Gunung Kidul ini merupakan satu-satunya gunung api purba di Yogyakarta yang terbentuk dari magma yang terjadi kurang lebih 60 juta tahun yang lalu. Pegunungan ini tersusun oleh batuan beku berupa andesit, lava, dan breksi andesit. Gunung api purba menawarkan sensasi mendaki yang tak kalah seru. Bagi pendaki awam dan pemula seperti saya, jalur tracking di sepanjang jalan menuju puncak gunung ini cukup menantang dan membuat nafas ngos-ngosan.

Pemandangan di sepanjang jalur tracking sangat menawan. Terdapat bebatuan berukuran raksasa berpadu tumbuhan hijau serta jurang di beberapa bagian. Oya ada salah satu jalur pendakian yang sangat unik. Betapa tidak, untuk bisa menuju puncak atau melalui jalan, kita harus melewati lorong sempit. Dan bukan sembarang lorong yang harus kita lewati. Melainkan himpitan dua buah batu raksasa yang sangat besar. Dan kita harus berjalan di antara himpitan batu tersebut. Sempit dan gelap. Serta hanya bisa dilalui oleh satu orang saja. Sungguh pengalaman yang menegangkan. Bahkan awalnya saya ragu tapi akhirnya saya pun berhasil melewatinya. Keluar dari lorong, kita disambut tanjakan. Kurang lebih satu jam saya berhasil sampai di puncak gunung yang disebut Puncak Gunung Gede.

14283967161687324341

di puncak Gunung Gede

Rasa lelah terbayar sudah. Pemandangan dari aini sungguh indah dan luar biasa. Sejauh mata memandang, hamparan sawah-sawah penduduk nan hijau terhampar luas. Dari sini bisa juga kita lihat tower-tower pemancar TV yang tadi kita lewati saat perjalanan. Terlihat kecil seperti antena. Saat cuaca cerah, pemandangan sekitar terlihat lebih menakjubkan. Kota Yogyakarta dan sebagian daerah Gunung Kidul terlihat dari kejuhan. Bahkan Gunung Merapi pun terlihat meski kurang jelas.

Yang menarik, di tengah hamparan sawah di bawah, terlihat sebuah danau berwarna biru yang cantik. Ya, itulah Embung Nglanggeran, yang berada sisi gunung ini. Pemandangan embung dari atas puncak gunung ini sangatlah indah. Terlihat pengunjung embung begitu kecil seperti semut dilihat dari tempat ini. Ya, persis seperti semut yang sedang mengerubungi genangan air gula. Hehe...

Puas melihat keagungan Puncak Gunung Gede, saya bersama teman memutuskan untuk turun. Trek jalur turun dibuat berbeda jalur oleh pengelola, namun jalurnya tak kalah menantang dari trek naik tadi. Ada beberapa pemandangan indah di sepanjang trek turun. Tak ketinggalan, ada juga banyak spot untuk berfoto di sepanjang trek pendakian. Satu jam perjalanan turun, kamipun sampai di bawah, yakni di sebelah timur area parkir kendaraan.

14283958181783495277

Embung Nglanggeran

Selanjutnya, kami memutuskan mampir ke Embung Nglanggeran yang tadi terlihat dari atas. Letak embung dari gunung tidak jauh. Sekitar 15 menit perjalanan menggunakan motor. Untuk sampai ke embung kita harus menaiki anak tangga dari tempat parkir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline