Lihat ke Halaman Asli

Wajahmu dan Kegelisahanku

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kutahu…engkau sedang bergembira malam ini….

Kutahu..engkau menikmati kebersamaan keluargamu…

Kumembayangkanengkau dalam hari yang damai…

Tapi tiada kutahu engkau…akan mengingatku atau tidak…

Ku duduk mengetik dan menatap layar Netbook ku….

Selalu… dan selalu terbayang wajahmu…

Aku begitu sulit melupakan wajahmu…

Aku begitu sulit meniadakan wajahmu…

Aku begitu sakit karena tidak bisa menghilangkan wajahmu…

Aku begitu remuk redamtidakbisa menjauhkan wajahmu dari pikiranku…

Setiap malam..terasa panjang bagiku….

Setiap hari….terasa melelahkan bagiku…

Setiap waktu dalam hidupku…terasa berat untukku…

Seandainya aku tahu..bagaimana cara yangcepat dan tepat…

Untukmenghindari ingatan tentang wajahmu…

Untukmenghapus semua tentang dirimu….

Untuk lari jauh dari semua hal yang ada dalam dirimu….

Aku takut bergantung dengan dirimu…

Aku takutrebah dibahumu….

Aku takuttertidur dalam pelukmu…

Ternyata rasa takutku..menjadi kenyataan terberat …

Untukku…tapi bukan untukmu….

Karena aku tiada tahu hatimu yang terdalam…

Karena aku tiada dapat membaca karaktermu…

Meski Engkau mengatakan dan menyatakan isi hatimu…

Tapisikapmu membuat ku tak meyakini…ucapanmu….

Bukan aku tak mempercayaimu…

Tapi maafkan aku kalau dirimu telah membuat batinku bingung….

Aku hanya bisa meraba …hatimu …

Mugkin engkau …tidak bisa bertindakapapun …

Karena ….engkau terbelenggu keadaan…

Atau Engkau….adalah jiwa yang bebas…

Mengataka perasaanbatinmu…dengan kebebasan pikiranmu…

Mengabaikan hatimu….tanpa pernah engkau tahu beban hati orang lain

Kau tak tahu …akugelisah sejak awal engkau baik padaku…

Kau tak tahu.. aku tersanjung…oleh kata-kata pujianmu…

Kau tak tahu…. aku terjebak oleh perangkap cintamu….

Kau tak tahu …aku tidak bisa lari darimu…

Lalu adakahjalan terbaik untukku….

Lalu dapatkah kau merasakan….apa yang aku rasakan…

Jawablah aku…

Tolonglah aku…

Demi aku…..

Dampingi aku… jikalau engkau memangingin membahagiakan aku…

Jauhlah dari aku …jikalau engkau memang tidak ingin memiliki diriku…

Semakin…cepat…semakin siksa batinku …terbang dariku

Semakin aku….lepas dan bebas…

Musim berlalu …tiada gelisah….

Matahari pagi bersinar kembali…. Tinggi….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline