Dear diary,
Hari ini adalah hari yang sangat menyedihkan untukku. Arya Rihadi, mantan kekasihku yang masih kusayangi akan menikah. Aku baru menerima surat undangan pernikahannya yang dikirim melalui kantor pos.
Seharusnya namaku yang tertulis di surat undangan yang berwarna putih ini bersanding dengan nama Arya tapi kenyataannya, nama perempuan lain yang tak kukenal yang tertulis indah di sana.
Mengapa begitu cepat, Arya menemukan penggantiku? Hanya berselang sebulan kami putus, dia telah menemukan belahan jiwanya. Ini tidak adil bagiku.
Di saat aku masih mengharapkannya kembali, dia sudah melupakan namaku di hatinya, menggantinya dengan cinta baru.
Apakah kebersamaan kami selama dua tahun dulu tidak berarti? Aku kecewa. Hatiku pilu.
Kalau aku bisa menghapus kejadian buruk, aku ingin menghapus kejadian di mana Arya memutuskanku hanya karena masalah jarak. Arya tidak percaya hubungan jarak jauh.
Itu berawal dari Arya dipindahtugaskan ke Jakarta, sedangkan aku masih di Pekan baru. Aku sudah berkali-kali menjelaskan padanya, bahwa cintaku tak akan berubah walaupun kami dipisahkan jarak. Tapi semua percuma, Arya menutup telinga dan hatinya. Aku tak bisa menyakinkannya untuk memperjuangkan hubungan kami.
Diary-ku,
Tahukah kau kalau aku tak pernah rela berpisah dengan Arya? kebersamaan kami selama dua tahun itu begitu berharga bagiku. Banyak hal telah kami lalui bersama, suka duka. Begitu banyak kenangan yang tersimpan indah di benakku. Aku berharap Arya adalah jodohku.
Sampai kemarin, aku masih berharap Arya datang menemuiku di sini dan mengajakku untuk menjalin kembali hubungan yang telah putus. Ternyata kini, surat undangan pernikahan ini menghancurkan semua harapanku. Aku sangat sedih, secepat itu dia menyingkirkan aku di hidupnya.