Lihat ke Halaman Asli

Dwi Pakpahan

Perempuan

Pahit

Diperbarui: 22 Desember 2020   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Butiran salju jatuh menghiasi jalanan
layaknya kapas yang terbuang percuma
mendinginkan seluruh sendi-sendi
mengharap pertolongan dari kain pelapis kulit

Irama tawa yang riuh mempertontonkan kesenangan di musim ini,
seharusnya sepasang matamu hadir di sini bersamaku
duduk berdampingan mengikuti ritme tawa mereka

Asap yang terbang bebas di depan hidungku,
menyadarkan kesendirianku
kali ini bibirku merespon berbeda rasa kopi kesukaan kita
Sangat pahit.
Karna kau hanya singgah sebentar tanpa mau menetap di hati

Medan, Desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline