Lihat ke Halaman Asli

Alasan PSSI....

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1289184107702607188

Seperti yang kita ketahui, selama ini timnas sepakbola Indonesia tidak pernah berhasil masuk ke jajaran tingkat internasional, terlebih beberapa waktu yang lain timnas Indonesia dibantai oleh Timnas Uruguay dengan skor 1-7. Tentunya hal tersebut bukanlah merupakan suatu prestasi yang gemilang karena dapat bertanding dengan timnas yang berhasil masuk sampai semifinal Piala Dunia 2010 beberapa waktu yang lalu, melainkan sebuah hasil yang cukup memukul Indonesia. Berdasarkan pengamatan Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng, dalam diskusi bertema Sepakbola Indonesia: Reformasi atau Tertinggal, di Hotel Sahid, Jakarta, 11 Oktober yang lalu, persoalan mundurnya prestasi sepakbola adalah akibat pola pembinaan yang tidak baik pada para pemain mulai usia 14 tahun ke atas dan juga prestasi tim nasional Indonesia sudah terpuruk sejak usia 16 tahun.

Padahal, anak-anak Indonesia usia 12 tahun yang berlaga di Piala Danone berhasil merebut peringkat 6 besar dunia. Demikian juga dengan tim nasional Indonesia usia 13 tahun yang cukup berprestasi. Namun, timnas Indonesia usia 16 tahun ke atas belakangan tampil mengecewakan. Timnas U-16 kalah dari tim terlemah di kawasan ASEAN Timor Leste 0-2 pada turnamen Piala AFF 2010 dua bulan lalu. Timnas U-19 gagal menembus kualifikasi Piala Asia U-19 tahun lalu. Timnas U-23 juga kandas 0-2 dari tim lemah Laos di SEA Games XXV Laos tahun lalu. Terakhir, beberapa hari lalu timnas senior Indonesia dibantai Timnas Uruguay dengan skor 1-7.

"Kita semua sedih melihat hal ini. Ada masalah, kesalahan dalam melakukan pembinaan setelah usia 14 tahun ke atas. Pola pembinaan usia 14 tahun ke bawah mayoritas dilakukan masyarakat. Tapi, semakin ke atas seharusnya menjadi tanggung jawab klub dan PSSI," ujar Menpora di acara diskusi yang digelar Forum Sepakbola Indonesia itu. Untuk itu, Menpora mengajak klub-klub profesional melakukan pembinaan dengan serius terhadap pemain-pemain berbakat yang masih berusia muda. Demikian juga PSSI harus serius melakukan pembinaan mulai dari usia tersebut.

Jepang yang dulunya sempat belajar sepakbola di Indonesia, namun sekarang jauh lebih bersinar dibandingkan Indonesia, bahkan tampi di Piala Dunia 2010. Mengapa demikian? Karena organisasi sepakbola Jepang memiliki pengorganisasian yang bagus, manajemen kompetisi yang terjadwal dengan baik yang ujungnya mengacu kepada kompetisi tingkat klub Asia dan dunia dan tentunya persiapan tim nasional di kompetisi resmi FIFA, dunia industri sangat mendukung kompetisi level tertinggi di Asia ini sehingga para pemain dan pelatih kelas dunia mau berkarier di sin, para suporter mereka sudah sangat dewasa dan sportif, tidak bertindak anarkis dan rasis. Mungkin faktor-faktor kesukesan Jepang ini dapat dijadikan pembelajaran bagi timnas Indonesia.

Yang pasti, semua stake holder kompetisi J-League sangat berperilaku profesional dan sangat kondusif bagi tumbuh kembangnya kompetisi yang berlevel tinggi. Tak mengherankan bila kompetisi yang bagus bermuara ke timnas Jepang yang bagus pula. Timnas Jepang sekarang sudah sangat jauh melebihi timnas Indonesia. Kemenangan terakhir timnas Indonesia atas Jepang adalah pada tahun 1981 ketika dalam ujicoba di Stadion Senayan, Jakarta, tim Olimpiade Jepang kalah 0-4 dari timnas Indonesia yang dikapteni Ronny Pattinasarani. Setelah itu sampai sekarang, Indonesia tak pernah menang lagi kalau lawan Jepang. Bahkan, melawan anak bawang Laos pun, di SEA Games 2009 lalu timnas Indonesia kalah 0-2, sekaligus menjadi juru kunci grup.

Selain permasalah pembinaan yang tidak baik pada para pemain mulai usia 14 tahun ke atas, persiapan tim nasional di kompetisi resmi FIFA, dsb, masalah lain yang membuat timnas Indonesia kurang bisa maksimal dalam setiap pertandingan adalah tidak adanya lapangan sepakbola pribadi untuk para timnas. Menurut Nurdin Halid, alasan ini tidaklah dibuat-buat, tetapi kenyataan yang nyata dan fakta, dan bagaimana mau berprestasi bila sampai saat ini PSSI sebagai induk wadah persepakbolaan di Indonesia tidak memiliki lapangan sendiri dan markas untuk berlatih dengan serius.

Maka pada kesempatan rapat dengan Komisi X DPR RI, Oktober lalu, manajemen PSSI mengajukan dana sebesar Rp1,4 triliun untuk anggaran pembangunan basecamp timnas dan pembangunan sekolah sepak bola Indonesia. Di dalamnya sudah termasuk Rp50 miliar untuk membiayai pembentukan timnas menuju Sea Games 2011. Permohonan anggaran ini sontak menjadi kontroversi, karena dianggap tidak sebanding dengan prestasi timnas yang dihasilkan. Anggota Komisi X DPR RI, Dedi Gumelar atau lebih dikenal Mi'ing, mengatakan, dengan tidak adanya prestasi PSSI harus introspeksi. "Di Asia Tenggara saja, sebagai yang terbesar kita kalah. Ini pasti ada masalah!" ujar Dedi, seraya menambahkan, PSSI janganlah mengkambinghitamkan anggaran dengan prestasi yang belum dicapai. Di samping membahas anggaran, rapat juga melebar pada isu-isu faktual seputar masalah sepak bola. Seperti kehadiran Liga Primer Indonesia, mafia pertandingan, naturalisasi pemain, hingga reformasi dan restrukturisasi PSSI yang merupakan butir pertama Kongres Sepak Bola Nasional. Namun anggota dewan dibuat tidak berdaya saat beradu pendapat dengan Ketua Umum PSSI Nurdin Halid. "Bisa dibayangkan bila dana setiap tahun tersebut bisa dihemat dan PSSI memiliki sendiri tempat latihan dan markasnya, maka uang yang cukup besar tersebut bisa digunakan untuk kepentingan lainnya dalam menunjang pembinaan prestasi persepakbolaan Indonesia ke depannya," tegasnya. Karena setiap tahunnya PSSI mengeluarkan dana sebesar Rp 35 miliar untuk latihan dan mempersiapkan timnas menghadapi berbagai event nasional.

Daan saat ini, PSSI tengah menyiapkan desain pembangunan markas (basecamp) dan tempat latihan timnas Indonesia yang dipusatkan di Sawangan, Jawa Barat dan akan mulai dibangun tahun ini. Semoga dengan adanya penambahan fasilitas, timnas Indonesia dapat mengasah kemampuan mereka secara maksimal, kembali mengalahkan timnas Jepang seperti di era 1981, dan juga membawa harapan masyarakat Indonesia untuk tampil di Piala Dunia 2022.

Good luck PSSI!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline