Lihat ke Halaman Asli

Wanita

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hampir semua wanita tidak suka diabaikan, atau setidaknya mereka tidak ingin diabaikan karena mereka sudah memberikan perhatian dan pengertian, sejauh itulah yang saya rasakan. Mungkin sisa dari hampir semua wanita tidak seperti itu karena idealismenya.

Wanita pada umumnya; mengirim pesan-diabaikan-merasa tidak nyaman dengan respon orang -lain (terutama pasangan) - ngomel-ngomel - nangis - diam. Fase “nangis - diam” mungkin akan terjadi pada kondisi dimana mereka sudah tidak tahu harus berbuat apalagi. Sebenarnya menangis bukannlah senjata, yang sangat klasik kata orang “Wanita menangis karena sudah terlalu lama bertahan”. Bukan seperti itu tepatnya, atau saya hanya setuju dengan suatu artikelyang menyebut “Tapi jika suatu saat dia (wnaita) menangis, itu karena aku (Tuhan) memberikannya air mata untuk membasuh luka batin dan memberikan kekuatan yang baru.”

Wanita memang suka menuntut, bukan, lebih tepatnya semua orang suka menuntut. Konyol sekali jika kita berkata terutama pada pasangan kita “Aku tidak menuntut kamu apapun.”. Mana ada? mungkin lebih baiknya begini “Aku menuntutmu dan kamu wajib memenuhinya setara dengan apa yang aku lakukan padamu”. Bukan berarti tidak ikhlas untuk melakukan hal baik pada orang lain, tapi seseorang yang telah berbuat baik, bukankah berhak mendapatkan hal baik pula?

Saya benar-benar menjalani prinsip itu.

Coba bayangkan seorang wanita yang selalu siap memberikan apa yang pasangannya inginkan, seperti mode, menyiapkan makanan, menyiapkan semua kebutuhan keluarga namun mendapatkan balasan yang tidak setimpal dengan apa yang dia lakukan, atau hanya mendapatkan jawaban singkat dari semua cerita yang mereka ceritakan. Bayangkan saja ketika wanita sudah pada fase diamnya, mereka tidak mau menyiapkan makanan, berhenti menyediakan kebutuhan, berhenti mengurus anak-anaknya, berhenti memberikan kasih sayang dan perhatian pada laki-lakinya, bisa, semua bisa terjadi, karena wanita seyogya adalah manusia yang memiliki perasaan lebih sensitif dibanding laki-laki.

Saya tidak men-judge bahwa wanitalah makhluk satu-satunya yang harus dimuliakan, saya tidak pula men-judge bahwa semua laki-laki tidak pernah mau mengerti  wanita. Tapi bagi saya, keduanya tidak berhak untuk saling menyakiti.

“A man is already halfway in love with woman who listen to him” - Brendan Francis. Lelaki, bukankah lebih baik kamu memperlakukan orang yang kamu cintai dan orang yang mendengarkanmu dengan dengan kasih sayang?

Solo, 18 Januari 2014.

Nana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline