Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Biaya Hidup Semakin Mahal?

Diperbarui: 6 Juli 2023   23:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://clydestyle.org/

Konsep Low Hanging Fruit mengatakan bahwa manusia cenderung menyelesaikan tugas termudah lebih dahulu. 

Bisa dibilang bahwa energi adalah penggerak utama perekonomian dunia. Energi utama yang menjadi penggerak ekonomi dunia adalah energi dari minyak bumi.

Hampir semuanya pun tergantung sama minyak. Baik sektor manufaktur, pertanian, hingga transportasi. Pada pertengahan abad ke 19 hingga abad ke 20, minyak bumi masih melimpah ruah, sehingga kakek nenek kita hidupnya sangat makmur.

Hari ini, sayangnya cadangan minyak bumi semakin menurun sehingga membuat harga minyak semakin mahal dan biaya hidup pun juga ikutan semakin mahal. Namun, permasalahannya bukanlah sesimpel karena penyusutan cadangan minyak dunia. 

Prinsip low-hanging fruit dari ilmu Ekonomi bisa menjelaskan mengapa biaya hidup semakin mahal sedangkan pendapatan cenderung stagnan.

Misalnya, kita tinggal di pondok kayu di tengah-tengah kebun ceri. Pada awalnya, buah ceri sangatlah melimpah di sekitar kebun. Untuk memudahkan usaha, tentu kita akan cenderung memetik buah ceri dari pohon terdekat serta buah yang tergantung lebih rendah atau lebih terjangkau oleh jangkauan tangan kita.

Karena hanya perlu lebih sedikit tenaga untuk memetik ceri dengan jangkauan termudah, maka kita hanya butuh sarapan yang tidak terlalu banyak berupa sepotong roti dan segelas susu sebagai tenaga. Asumsikan kita dapat memetik ceri hingga sebanyak 1 kg (dengan rasio awal sebesar 1:2).

Setelah kita petik terus menerus, lama kelamaan stok buah ceri di jangkauan paling mudah tentu akan semakin menipis. Sekarang, kita harus mengeluarkan lebih banyak tenaga untuk memetik ceri yang tergantung di tempat yang lebih tinggi di pohon yang letaknya lebih jauh.

Jika dulu kita dapat memetik ceri sebanyak 1 kg dengan hanya sarapan 1 potong roti dan segelas susu, sekarang kita pun hanya mampu memetik ceri sebanyak 900 gram karena terbatasnya tenaga (Rasionya menjadi 0,9:2). Dari sinilah, output mulai mengalami penurunan.

Demi mempertahankan hasil petikan sebanyak 1 kg, sekarang kita harus sarapan lebih banyak lagi dari biasanya agar lebih bertenaga. Untuk menaikkan atau mempertahankan output, kita pun harus menambah input. Saat ini, kita harus sarapan 2 potong roti dan segelas susu. Hasilnya kita dapat memetik ceri sebanyak 1 kg lagi seperti biasanya (Rasionya menurun menjadi 1:3). Alhasil, untuk mempertahankan jumlah output kembali seperti biasa, nilai input haruslah naik.

Lama kelamaan, stok buah ceri semakin menipis karena terus menerus dipetik setiap hari. Untuk sekarang ini pun, kita harus memetik ceri di tempat yang semakin jauh dan sulit dijangkau. Kita pun harus mengeluarkan lebih banyak tenaga dengan hasil petikan yang semakin menurun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline