Fenomena yang patut kita syukuri sekarang adalah semakin meningkatnya keinginan masyarakat untuk menghafal Al-Qur'an, mulai anak usia dini hingga dewasa bahkan para lansia.
Anak usia dini sering disebut masa keemasan, karena pada masa ini berbagai kemampuan anak akan berkembang dengan cepat. Anak akan mudah menerima berbagai stimulus dari luar. Pemberian fasilitas dan stimulasi yang tepat akan berpengaruh pada proses perkembangan selanjutnya.
Ada berbagai macam metode menghafal Al-Qur'an untuk anak usia dini. Penulis tertarik untuk meneliti PAUD Ibnu Mas'ud Kupang Ambarawa yang menerapkan metode talqin dan tahsin untuk mengajarkan tahfiz Al-Qur'an pada anak didiknya. Menurut ketua Yayasan, Ibu Widyartini, SH, metode ini efektif bagi anak yang belum bisa membaca Al-Qur'an dengan baik serta mempercepat menghafal tanpa membaca Al-Qur'an. Jadi metode ini sangat tepat untuk anak usia dini.
Apa yang dimaksud Metode Talqin dan Tahsin?
Metode talqin menekankan pada peniruan anak kepada guru yang melafalkan bacaan Al-Qur'an. Apabila anak salah dalam pengucapannya, guru wajib memperbaiki bacaan tersebut dengan segera. Jadi guru memberi contoh membaca Al'Qur'an kemudian anak-anak mengulang beberapa kali. Cara membacanya ayat demi ayat, diulang-ulang. Setelah menghafal beberapa ayat kemudian digabungkan keseluruhan ayat tersebut.
Metode talqin ini dikenal dengan metose pembiasaan, cara ini akan mempermudah anak menghafal, karena anak cenderung mengikuti atau menirukan kebiasaan yang didengar atau dilihatnya.
Salafuddin (2018:151) menjalaskan bahwa guru beliau, K.H. Abdullah Maksum pengasuh pesantren Tahfidzul Qur'an Manba'ul Qur'an Bogor, mengalami gangguan penglihatan tetapi berhasil menghafal Al-Qur'an dengan cara di-talqin oleh sang guru, K.H. Ahmad Yudi. Beliau juga menceritakan tentang anak tuna Netra berusia Sembilan tahun berhasil hafal 30 juz dengan metode talqin. Jadi metode ini merupakan solusi bagi yang ingin menghafal Al-Qur'an tanpa didahului oleh kemahiran dalam membaca tulisan huruf pada Al-Qur'an.
Sedangkan Tahsin memiliki arti untuk membuat lebih baik, memperindah, meghiasi dan membaguskan dari sebelumnya. Arti kata tahsin Al-Qur'an adalah suatu cara untuk membaguskan pelafalan ayat-ayat Al-Qur'an sesuai dengan kaidahnya. Contohnya pelafalan setiap huruf, tajwid, harakat, hingga keindahan bacaan. Tujuan utama dari penguasaan Tahsin Al'Qur'an adalah untuk menjaga lidah agar terhindar dari kesalahan saat membaca Al-Qur'an, baik kesalahan dalam penerapan ilmu tajwid maupun penyebutan huruf. Membaca Al-Qur'an dengan menggunakan metode Tahsin mampu menjaga huruf-huruf hijaiyah yang keluar agar sesuai dengan makhrajnya, membaca hukum-hukum bacaan, sampai dapat menghayati bacaan sehingga suara yang dikeluarkan pada saat membaca Al-Qur'an terdengar indah. Proses pembelajaran Tahsin Al-Qur'an terjadi ketika ilmu Tahsin yang terdiri dari hukum-hukum bacaan, sifat huruf dan makhraj huruf tersebut diajarkan kepada orang lain dengan baik dan benar
Bagaimana metode ini dilaksanaakan di PAUD Ibnu Mas'ud Kupang Ambarawa ?