Nama Panglima Besar Jendral Soedirman tentu sudah tidak asing lagi bagi rakyat Indonesia. Salah satu kiprah perjuangan beliau adalah ketika melawan Sekutu dalam pertempuran Ambarawa.
Strategi untuk mengalahkan pihak Sekutu, Soedirman yang saat itu masih berpangkat kolonel menggunakan taktik perang "supit urang".
Peristiwa perang besar pasca kemerdekaan itu dikenal dengan Palagan Ambarawa. Perang antara rakyat Indonesia melawan Sekutu terjadi pada tanggal 20 Oktober - 15 Desember 1945, diabadikan dalam relief di belakang patung Jendral Sudirman di Lapangan Turonggo Ambarawa.
Penduduk Ambarawa menyebut Lapangan ini Pangsar (singkatan dari Panglima Besar). Tempat ini sangat nyaman untuk olah raga jalan kaki. Selain teduh karena dinaungi oleh pepohonan yang rindang, pemandangannya pun sangat bagus. Sembari berjalan, kita bisa melihat gagahnya Gunung Merbabu, Gajah Mungkur dan Telomoyo di arah Selatan. Jika kita melihat ke arah utara, bisa melihat Gunung Ungaran dan Kendali Sodo yang memesona. Hamparan rumput hijau yang luas menambah sejuk dan segarnya suasana .
Mengelilingi lapangan ini lima kali memakan waktu satu jam. Tempat yang nyaman untuk pendinginan, di sebelah patung Jendral Sudirman. Sambil beristirahat kita bisa melihat relief yang ada di belakang patung. Relief ini menggambarkan peperangan di Ambarawa.
Kita bisa melihat banyak pahlawan yang gugur di medan perang , para perempuan bergotong royong menyediakan makanan untuk para tentara Indonesia yang berperang. Di relief itu juga digambarkan bagaimana para tentara Indonesia berperang dengan strategi "supit urang"; dipimpin oleh Kolonel Soedirman.
Harapan saya, semoga relief yang mengandung sejarah ini bisa abadi, sehingga generasi yang akan datang tidak akan pernah melupakan betapa besar pengorbanan para pahlawan.Mereka rela kehilangan nyawa demi mempertahankan kemerdekaan Negara Indonesia.
Jika Anda mengunjungi Ambarawa, sempatkan untuk berjalan- jalan di Lapangan Turonggo sembari napak tilas mengenang perjuangan para pahlawan yang berperang melawan Sekutu di Ambarawa.
O ya dekat lapangan Turonggo ada bangunan tinggalan Belanda yang bernama Beteng Pendem atau Beteng Wilhelmina, akan saya ceritakan di lain kesempatan.
Terima kasih sahabat kompasiana yang sudah mampir , salam sehat.
Sumber : Bebarapa prasasti pada relief sekitar patung Panglima Besar Sudirman