Jalan kaki merupakan kegiatan pagi hari yang sudah kami lakukan puluhan tahun yang lalu sejak suami belum purna tugas.
Selain jalan kaki di lapangan, saya dan suami lebih menikmati jalan kaki di rute yang berbeda, baik di perkampungan, pedesaan, pegunungan, pesawahan, perkebunan sampai sepanjang rel kereta api.
Jalan kaki dengan rute berbeda, membuat hati senang, dan tidak pernah merasa bosan. Selain itu, aktifitas fisik dengan melewati tempat yang berganti bermanfaat untuk melatih ingatan dan menguatkanku otak.
Melihat pemandangan alam sembari menikmati embusan angin pagi dan menyaksikan mentari yang mulai berpendar keemasan, memantik semangat untuk tetap sehat dengan berjalan kaki, meski usia tidak muda lagi.
Sabtu pagi kami berjalan kaki dengan rute yang berbeda, yaitu di kampus tiga UIN Salatiga.
Kami melewati pintu gerbang depan. Bunga bougenvil berwarna warni ditata apik dalam pot besar di sepanjang jalan. Deretan pohon cemara udang yang tingginya sekitar satu setengah meter memperindah jalan menuju kampus.
Sementara kolam yang diletakkan di bundaran, dikelilingi tanaman hijau, menambah asri suasana kampus. Lapangan rumput hijau yang terawat dilingkari pepohonan rindang, memberi kesan sejuk dan teduh.
Dari kampus ini kita dimanjakan oleh gagahnya gunung Merbabu, dan Telomoyo. Satu jam mengelilingi kampus tidak terasa karena terpesona dengan suasana yang begitu asri.
Saya dan suami merasa puas dengan pengalaman baru berjalan kaki mengelilingi kampus UIN yang memiliki pemandangan menakjubkan. Badan terasa segar dan bugar. Suasana hati makin baik, pikiran jernih, hati pun bahagia .
Last but not least di usia lansia ini saya dan suami sering berjalan kaki bersama, yang kami rasakan olahraga raga berdua tidak hanya menguatkan tubuh tetapi juga menguatkan hubungan yang membentuk ikatan emosional.
Hal ini karena saat berjalan kaki kami saling berkomunikasi, bahkan kami saling menyelaraskan gerakan. Misalnya saat suami kondisi capai, jalannya perlahan- lahan, saya menyesuaikan, demikian sebaliknya.