Lihat ke Halaman Asli

Bunda Widya

Pensiunan

Puisi | Secangkir Teh

Diperbarui: 4 Juli 2020   01:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto Kompas.com

Secangkir teh menjadi pembunuh. Tanpa basa basi tanpa permisi. 

Aroma pahit menyengat telah kau taburkan di dalamnya. Bukan manisnya angan atau harapnya cinta. 

Secangkir teh menjadi pembunuh. Tanpa rasa tanpa kata.

Memberi getir bukan mendamba bahagia. Bukan pula merajut cipta dan cita.

Secangkir teh menjadi pembunuh jiwaku dalam hanyut cintamu yang terus membelenggu.

Aku terbaring tak berdaya dalam pelukan masa lalumu. Sungguh kamu terlalu.

Bandung 4 Juli 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline