Lihat ke Halaman Asli

Bunda Widya

Pensiunan

Puisi | Senandung Kasmaranmu

Diperbarui: 2 Juli 2020   16:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Foto : Mahdiy.files.wordpress.com

Senandung kasmaranmu itu menggugah gairah yang dulu pernah remuk. Bangkitkan rasa duka dan sembuhkan perihnya luka.  Membungkam dendam kesumat dan membunuh kebencian. Membisukan pilu dan menaburkan rindu. 

Senandung kasmaranmu menembus berlapis dimensi ruang dan waktu. Menapak pijakkan kenangan berdiri tegak tak bergerak. Diam dalam kebisuan dan gagap kehilangan kata. Karena memang ada tirai tipis menghalangi kita. 

Senandung kasmaranmu menghujat kekinian zaman, namun memahami masa lalu, bahkan merindukan saat saat kau masih sebagai dirimu, saat saat kita sebagai diri kita. 

Senandung kasmaranmu sudah memisahkan antara aku dan kamu, jarak pemisah yang sempurna antara aku di sini dan kamu di sana. 

Senandung kenangan penuh kasmaran, seakan menusuk kembali kejujuran nurani, "Kamu tidak perlu mengelak. Akuilah dalam hatimu ada cintaku"  

Bandung 19 Oktober 2016




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline