Aceh adalah Bagian dari Cinta
Saya Widya Selvi Kusuma Ningrum, mahasiswa Djuanda Bogor yang telah jatuh cinta kepada Bumi Aceh semenjak saat itu; saya lolos Pertukaran Mahasiswa Merdeka dan berkesempatan untuk berkuliah di Universitas Syiah Kuala. Saya tidak pernah menyangka akan menginjak bagian bumi terindah ini, saya sangat bersyukur dan tidak ingin menyianyiakan hal ini.
Saat pertama kali saya tiba di Aceh, sudah barang tentu perbedaan yang sangat signifikan dengan pulau Jawa, terutama pada waktu. Untuk bagian waktu di Aceh dan di Bogor jamnya memang sama, namun waktu sholat di Aceh lebih lambat daripada Bogor, beda satu jam dikarenakan mungkin Aceh bagian kulon Indonesia jadi mataharinya tenggelam paling lama.
Tidak hanya itu, dikarenakan kampus saya yang Swasta dibandingkan dengan kampus Universitas Syiah Kuala yang merupakan kampus PTN tentunya sistematika belajar mengajar berbeda, dari situ saya mulai beradaptasi dengan waktu dan lingkungan, hal ini tentunya menambah pengalaman saya yang begitu menarik.
Aceh adalah bagian dari cinta, ya memang.
Langitnya yang selalu memanjakan mata setiap harinya, benar-benar lukisan Tuhan paling indah yang pernah saya temui. Alam Aceh memang sangatlah cantik dan elok, dengan ke asli-an dan asri parasnya. Ketika menjelang magrib, saya selalu disuguhkan Aceh dengan langit yang merah merekah bercampur ungu disertai suara ngaji dari masjid, sungguh tiada dusta diantara nikmat-nikmat Tuhan yang Maha Esa.
Ketika pertama kali saya kuliah di Universitas Syiah Kuala, saya merasa sangat semangat karena melihat kampus yang begitu luas dengan bangunan yang begitu megah nan unik, terutama pada Fakultas Mipa, yang konon katanya dibuat mirip dengan bangunan Eropa.
Universitas Syiah Kuala adalah kampus tertua di Aceh, dengan dosen-dosen yang begitu kharismatik, berprestasi, serta mempunyai public speaking yang bagus terutama pada Bahasa Inggris. Hal ini tentunya membuat saya takjub dengan Universitas Syiah Kuala yang juga melahirkan mahasiswa dan mahasiswi berprestasi.
Salah satu keunikan Universitas Syiah Kuala menurut saya adalah mempunyai Fakultas yang bidangnya mempelajari pencegahan Tsunami, karena saya baru menemukan Fakultas ini hanya di Universitas Syiah Kuala.
Tanpa kita sadari, kita selalu punya kesempatan untuk mencoba hal-hal baru dan merasakan pengalaman-pengalaman baru, dengan mengikuti Pertukaran Mahasiswa Merdeka adalah kesempatan emas untuk merasakan semua itu, terutama pada kegiatan Modul Nusantara.
Modul Nusantara adalah mata kuliah yang diwajibkan di Pertukaran Mahasiswa Merdeka. Modul Nusantara adalah mata kuliah paling unik dan memiliki value yang sangat tinggi, serta bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa pada budaya, ras, culture pada daerah atau kota tempat mahasiswa diterima di PT Pertukaran Mahasiswa Merdeka. Di terima di PT yang berada di Banda Aceh adalah keberuntungan saya menjadi Peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka, selain alamnya yang indah untuk dinikmati, budaya Aceh begitu banyak dan menarik untuk dipelajari.