Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Reaktor Inti: bagian dan Jenis-Jenis

Diperbarui: 13 Oktober 2024   10:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Rekator inti adalah suatu alat untuk mengendalikan reaksi fisi berantai dan sekaligus menjaga keseniambungan reaksi itu. Reaktor ini memanfaatkan energi yang dilepaskan ketika inti atom bahan bakar nuklir dibelah dalam proses yang disebut fisi nuklir. Energi panas yang dihasilkan kemudian diubah menjadi energi listrik dalam pembangkit listrik tenaga nuklir. Dalam rector nuklir, yang menjadi bagian utama nya adalah bahan bakar nuklir, moderator, batang kendali, pendingin, pelindung radiasi, bejana tekanan, generator uap, sisitem pendingin darurat, dan kubah penlindung. Untuk memahami setiap bagian rector nuklir, simak penjelasan berikut ini.

  • Bahan Bakar Nuklir. Bahan bakar nuklir diperlukan dalam rekator initi sebagai sumber energi. Bahan bakar yang digunakan umumnya berupa isotop uranium-235 atau plutonium-239.
  • Moderator. Dalam rekator inti, moderator digunakan dalam memperlambat neutron yang dilepas dari reaksi fisi. Hal ini dilakukan karena, neutron yang melambat akan lebih efektif falam terjadinya fisi berikutnya. Bahan yang digunakan sebagai moderator biasa air biasa, air berat, maupun grafit.
  • Batang kendali. Rekator nuklir menggunakan batang kendli untuk mengatur jalanya reaksi fisi dalam penyerapan neutron. Bahn yang digunakan sebagai batang kendali bisa boron, kadmium, atau perak.
  • Pendingin. Pendingin di tambahkan dalam reactor fisi untuk menyerap panas yang dihasilkan selama reaksi fisi. Jenis pendingin yang digunakan bisa berupa gas, atau cairan. Gas yang dapat digunakan dalam pendinginan adalah karbondioksida atau kalium. Sedangkan zairan yang digubakan bisa air biasa, air berat, latau logam cair seperti natrium atau timbal.
  • Pelindung radiasi. Pelindung ditambahakan dalam rector initi untuk melindungi lingkungan sekitar rekator dari radiasi yang dihasilkan selama proses reaksi nuklir.
  • Bejana Tekan. Bejan ini berupa struktur yang kuta dan mampu menampung inti ekator, bahan bakar, moderator, dan pendingin. Bejanna ini dirancang untuk menahan tekanan tinggi dan suhu tinggi yang dihasilkan selama operasi rekator.
  • Generator Uap. Generator uap digunakan untuk mengubah air menjadi uap hyang menggerakan turbin pembangkit listrik dengan memanfaatkan panas yang dihasilkan dari pendingian .
  • Sistem Pendingian Darurat. Sisitem ini diranjang untuk mendinginkan reaktor jika terjadi kegagalan sistem pendingin utama. Sistem ini sangat penting dalam mencegah lelehan inti yang dapat menyebabkan kecelakaan besar.
  • Kubah Pelindung. Kubah ini dirancangn untuk menahan radiasi dan gas radioaktif jika terjadi kecelakaan. Kubah ini melindungi masyarakat dari pelepasan bahan radioaktif ke lingkungan.

Reator nuklir memiliki bebapa jenis. Jenis-jenis rekaktor inti nuklir diantaranya:

  • Reaktor Air Didih (Boiling Water Reactor, BWR): adalah salah satu jenis reaktor nuklir yang menggunakan air biasa (HO) sebagai moderator dan pendingin. Dalam reaktor ini, air yang mengalir melalui inti reaktor dipanaskan hingga mendidih langsung di dalam reaktor, dan uap yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik.
  • Reaktor Air Bertekanan (Pressurized Water Reactor, PWR): adalah salah satu jenis reaktor nuklir yang menggunakan air biasa (HO) sebagai moderator dan pendingin, tetapi berbeda dari reaktor air didih (BWR) karena air di dalam inti reaktor dijaga pada tekanan tinggi agar tidak mendidih, meskipun suhunya sangat tinggi. Reaktor PWR adalah jenis reaktor nuklir yang paling umum digunakan di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat, Rusia, Prancis, dan banyak negara lainnya.
  • Reaktor Breeder Cepat (Fast Breeder Reactor): dalah jenis reaktor nuklir yang dirancang untuk menghasilkan lebih banyak bahan bakar nuklir daripada yang dikonsumsinya. Reaktor ini bekerja dengan menggunakan neutron cepat, bukan neutron termal (neutron lambat) seperti pada reaktor konvensional, untuk membiakkan bahan bakar baru dari isotop yang awalnya tidak dapat digunakan dalam reaksi fisi langsung.
  • Reaktor Fusi: adalah jenis reaktor nuklir yang bertujuan untuk menghasilkan energi melalui proses fusi nuklir, yaitu penggabungan inti atom ringan menjadi inti yang lebih berat.

Reaktor inti, atau reaktor nuklir, memiliki sejumlah kelebihan dan tantangan yang terkait dengan teknologi dan penggunaannya untuk pembangkit energi. Berikut adalah penjelasan mengenai kelebihan dan tantangan reaktor inti.

Kelebihan Reaktor Inti

  • Efisiensi Energi Tinggi. Reaktor nuklir memiliki tingkat efisiensi yang tinggi dalam menghasilkan energi.
  • Rendah Emisi Karbon. Reaktor nuklir tidak menghasilkan gas rumah kaca selama operasi normalnya, seperti karbon dioksida (CO), metana (CH), atau nitrogen oksida (NO), yang menyebabkan pemanasan global.
  • Sumber Energi yang Andal. Reaktor nuklir dapat beroperasi secara terus-menerus dan stabil selama berbulan-bulan tanpa perlu dimatikan.
  • Meningkatkan Keamanan Energi. Energi nuklir memberikan ketergantungan yang lebih rendah pada impor bahan bakar fosil, terutama bagi negara-negara yang tidak memiliki cadangan minyak, gas, atau batu bara yang cukup.
  • Pengembangan Teknologi Lanjutan. Pengembangan reaktor nuklir generasi baru (misalnya, reaktor thorium dan reaktor breeder cepat) berpotensi mengatasi masalah pasokan bahan bakar dan limbah nuklir.

Tantangan Reaktor Inti

  • Limbah Radiokatif. Reaktor nuklir menghasilkan limbah radioaktif yang perlu disimpan dengan aman selama ratusan hingga ribuan tahun.
  • Risiko Kecelakaan. Walaupun kecelakaan di reaktor nuklir jarang terjadi, dampaknya bisa sangat serius. Kecelakaan terkenal seperti di Chernobyl (1986) dan Fukushima (2011) menunjukkan risiko potensial dari kebocoran radiasi nuklir.
  • Kemanan Nuklir dan Proliferasi. Penggunaan teknologi nuklir untuk menghasilkan listrik juga memiliki risiko proliferasi senjata nuklir.
  • Biaya Pembangunan dan Penutupan reaktor. Meskipun energi nuklir bisa sangat efisien dalam jangka panjang, biaya pembangunan reaktor nuklir sangat tinggi. Pembangunan reaktor memerlukan investasi besar dalam teknologi, perizinan, infrastruktur, dan pengamanan.
  • Sumber daya yang terbatas. Meskipun uranium cukup melimpah, jenis uranium yang dapat digunakan sebagai bahan bakar nuklir (uranium-235) relatif terbatas.

Reaktor nuklir bekerja dengan memanfaatkan energi yang dilepaskan dari reaksi fisi, di mana inti atom berat dibelah menjadi dua inti yang lebih kecil, menghasilkan energi panas yang kemudian digunakan untuk menghasilkan listrik. Sistem ini menggunakan beberapa komponen utama seperti bahan bakar nuklir, batang kendali, pendingin, dan turbin untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi.

Energi nuklir melalui reaktor inti menawarkan keunggulan besar dalam hal efisiensi energi, rendahnya emisi karbon, dan stabilitas pasokan listrik. Namun, tantangan yang dihadapi, seperti pengelolaan limbah radioaktif, risiko kecelakaan, biaya pembangunan yang tinggi, dan kekhawatiran masyarakat tentang keamanan, tetap menjadi penghalang utama dalam adopsi luas teknologi ini. Dengan pengembangan teknologi yang lebih aman dan efisien, reaktor nuklir bisa menjadi solusi penting untuk kebutuhan energi global yang terus meningkat sambil mengurangi dampak lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline