Lihat ke Halaman Asli

Widya Oktari

Mahasiswa yang sedang menuntut ilmu untuk menyebarkan ke generasi bangsa

Rindu yang Tak Kunjung Datang

Diperbarui: 10 Januari 2020   17:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Rasa rindu ini semakin hari,bulan dan tahun semakin berat tanpa adanya sebuah kepastian akan kembali untuk dapat mengisi sebuah kenangan yang manis bersama kelurga. Kehilangan sebuah rasa ini seakan akan meyiksa diri untuk dapat menjadikan hidup begitu berat untuk dijalaninya.

Belahan  jiwa itu umpa sebagai separuh nafas seseorang untuk dapat melengkapi kesempurnaan hidup semua orang, namun ada kalanya takdir yang tidak sesuai dengan yang kita rencenakan yang dapat membuat kita menghilangbdari kehidupan. Potongan potongan aroma dusta telah ku kubur sejauh mungkin dan sedalam dalam mungkin di dalam dasar bumi ini, aku menyerahkan diri ini pada waktu yang tak mampu aku raihkan sediri untuk dapat bertemu mereka, rindu sangat berat jika kita bayangkan berapa lama sudah meninggalkan tempat kelahiran sendiri, tempat canda tawa dan berbagi cerita sedih maupun senang, setiap detak jantungku akan menuliskan semua kata kata rindu padamu.
Hujan aku berpesan padamu bawalah rindu ku ini dan titip lah runduku ini terhadap orang yang aku sayangi selamanya tanpa ada batas sedikit pun dan tidak bisa terbalas sedikit pun jasanya kecuali berdoa agar kelak selalu dalam kesehatan di limpahkan rezekinya dan di berikan kebahagian dan umur yang panjang  juga dapat keanugerahan dan keberkahan yang engkau berikan. Aku akan tegar dengan semua ini waktu yang akan menjawab semua gelisah dan duka ku ini dan juga dapat mengobati segala kerinduanku terhadap orang tua yang tersayang, sekarang aq ingin membebaskan hati ku melangkah jauh dan menembus yang ada di balik pergunungan yang sangat tinggi.

Seorang yang kuat akan menguatkan pertahanan banteng yang sangat kokoh, menguatkan ketika duka,dan juga mengingatkan ketika suka. Orang tua adalah yang selalu mendengarkan keluh kesah kita maupun itu suka dan duka yang memberi kita beribu-ribu nasihat agar kita menjadi wanita yang tegar dan kuat.

Malaikat tanpa sayap lah yang sangay cocok kita sebutkan terhadap kedua orang tua kita sebab mereka lah yang pertama kali yang menunjukkan dan mengantarkan kita kepada jalan untuk melihat keindahan dan keluasan dunia ini yang begitu indah dan tidak dapat kita membanyangkan dengan pikiran yang logika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline