Lihat ke Halaman Asli

Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Menggunakan Transmisi Matic

Diperbarui: 4 April 2017   16:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1399246862967435064

[caption id="attachment_334744" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi/Indianadrives"][/caption]

Mobil dengan transmisi otomatis kini sepertinya sedang naik daun, terutama di Ibu Kota seperti Jakarta ini yang makin hari makin banyak jumlah kendaraan dan otomatis jalan makin semrawut. Mengoperasikannya pun sangat praktis dan simpel seperti bom-bom car di Dufan, misalkan ingin maju tinggal pindah tuas ke D dan rem dilepas mobil jalan sendiri.

Namun dengan kepraktisan inilah banyak pengguna mobil matic yang suka lengah dalam merawatnya. Mobil matic kalau diitung-itung memang lebih murah karena kampas koplingnya bisa awet 10 tahunan atau lebih kalau dipakainya benar. Jika dibandingkan manual yang terkadang 3 sampai 5 tahun sudah harus ganti kampas koling.

Berikut merupakan kesalahan dan kelalaian yang sering terjadi dalam menggunakan mobil matic :


  1. Pertama menggunakan posisi P saat lampu merah atau berhenti lama tanpa mematikan mesin : Sering salah kaprah atau bahkan tidak tahu, banyak orang yang menyamakan posisi P (Parking) sama dengan rem tangan, itu salah. Ketika anda berada di lampu merah atau berhenti lama tanpa mematikan mesin gunakanlah N (netral), karena dengan posisi N hubungan transmisi dengan mesin tidak terkontak, jadi transmisi tidak terbebani. Terlihat sepele memang, karena ketika kita menggunakan posisi P mobil terkunci dari transmisi bukan dari rem, sehingga transmisi bekerja ekstra untuk menahan mobil. Kedua adalah parkir tanpa menarik rem tangan apalagi jika garasi menanjak atau menurun, transmisi akan menahan mobil tanpa bantuan rem dari keempat roda, ini juga membebani transmisi dan menyebabkan kerusakan.
  2. Ganti Oli dan Kuras : Ini merupakan faktor utama yang bisa menyebabkan matic rusak. Oli pada transmisi matic sangat berfungsi untuk melumasi seluruh bagian komponen matic yang ada di dalam gearbox, jika oli transmisi matic sudah saatnya ganti namun tidak diganti otomatis keadaan oli transmisi sudah encer dan oli yang encer sudah kurang mampu melumasi bagian-bagian transmisi. Ganti oli matic saat km sudah memasuki 20.000 km dan menguras sekitar 40.000 km, fungsi kuras itu sendiri untuk membersihkan kerak-kerak atau serpihan-serpihan bekas gesekan kampas kopling yang mungkin mengendap dalam gearbox. Karena jika ada kotoran seperti kerak-kerak tadi dalam gearbox akan mengganggu kerja transmisi otomatis.
  3. Mengoperasikan matic dengan kasar: Apapun jika diperlakukan dengan kasar pasti cepat rusak, sama dengan transmisi otomatis jika diperlakukan dengan kasar ia akan cepat rusak. Misalnya anda sedang dalam kondisi maju dan ingin parkir lalu langsung memindahkan ke posisi R padahal mobil masih berjalan maju walau sedikit atau pelan, hal ini dapat menyebabkan kerusakan matic karena gigi yang sedang kerja maju tiba-tiba mendadak berubah jadi mundur. Kejadian kedua saat masuk transmisi langsung tancap gas, ini juga berpotensi merusak, yang benar adalah misalkan anda memasuki D biarkan mobil terasa ada dorongan yang menandakan gigi sudah masuk kemudian baru gas perlahan.
  4. Salah menggunakan transmisi : Gunakanlah semua sesuai kebutuhan, ketika jalan datar atau rata cukup gunakan D saja walau jalan pelan, jgn gunakan L,2 (tergantung mobilnya) itu digunakan ketika turunan atau tanjakan. Dan jaga putaran mesin dan kecepatan, selain membuat irit BBM, gigi juga tidak naik turun dengan cepat.


Semoga bermanfaat dan selamat menikmati kenyamanan matic....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline