Lihat ke Halaman Asli

Widyanto Sila Hasta

Guru Agama Buddha & Dosen Akuntansi

Keadaan Setelah Moksa Atau Nirvana

Diperbarui: 21 September 2024   08:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Moksa dalam istilah Buddhism biasanya disebut mencapai Maha Parinirvana atau pencapaian Nirvana. Moksa adalah tujuan tertinggi dalam Buddhism karena apabila seseorang mencapai Moksa maka Batinnya tidak akan terlahir di alam manapun baik itu alam surga maupun alam neraka.

Lantas apa yang terjadi setelah seseorang mencapai moksa? Dalam Buddhism Theravada pencapaian moksa (Nibbana) diibaratkan api yang padam karena sumbu dan minyak habis terbakar, jadi pencapaian kekosongan atau ketiadaan apapun.

Konsep Nibbana/Nirvana dalam Buddhism Mahayana ada sedikit berbeda dengan konsep Theravada tetapi dalam konsep kokosongan intinya adalah sama. Dalam Buddhism Mahayana pencapaian Nirvana lebih komplek karena seseorang Bodhisattva ataupun Buddha tidak mesti mencapai Nirvana artinya dia bisa menunda Nirvana dan menetap dulu di Alam Sukhavati sebelum Nirvana (Moksa), tetapi suatu saat nanti semua Buddha pasti akan Moksa (Nirvana).

Kemanakah batin setelah moksa? Apabila seseorang Arahat atau Buddha mencapai Moksa (Nirvana) maka batin akan mengalami ketenangan yang abadi, ibarat Hukum Fisika yang tidak berwujud tetapi mengatur semua fisik di alam semesta ini, seperti Hukum Biologi yang tidak berwujud tetapi mengatur semua perkembangan makhluk di alam semesta ini, seperti Hukum Karma yang tidak berwujud tetapi mengatur semua program kehidupan makhluk. Demikianlah batin mencapai ketenangan dan bersatu dengan hukum alam tersebut, begitulah keadaan setelah Moksa.

Untuk mencapai Moksa, seseorang harus membersihkan batinnya dari kekotoran batin yakni Lobha (keserakahan), Dosa (kebencian), Moha (kebodohan), Mana (kesombongan), Vicikitsa (keraguan). Cara membersihkan kekotoran batin ini bisa dengan cara melaksanakan Jalan Mulia Berunsur Delapan (Hasta Arya Marga) atau Paramita-Paramita.

Semoga renungan Dharma membawakan karma baik untuk keluarga-keluarga kita. Semoga kekuatan karma baik memberikan berkah kepada diri, keluarga dan orang-orang disekitar kita.

Namo Teyata om gate gate paragate parasamgate Bodhi Svaha....

Penulis:
Widyanto Sila Hasta, S.E., S.Pd.B., M.Ak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline