Lihat ke Halaman Asli

Widyanto Sila Hasta

Guru Agama Buddha & Dosen Akuntansi

Agama Buddha adalah Agama Ilmiah

Diperbarui: 23 Maret 2024   09:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Batin adalah gudang penyimpan karma, batin juga penentu seseorang terlahir di alam sengsara atau alam bahagia, dan melenyapkan batin secara keseluruhan maka moksa (Nirvana) tercapai. Nirvana bukanlah alam, tetapi suatu keadaan batin yang mencapai kekosongan abadi, dimana tiada lagi apapun yang tersisa, bersatu dengan hukum alam. Buddha memberikan contoh seperti lilin yang terbakar habis tanpa tersisa, sehingga api sudah tiba bisa menyala lagi, begitulah kelahiran kembali padam. Untuk memahami Nirvana seseorang harus berusaha melenyapkan kekotoran batinnya (serakah, benci dan pandangan keliru)

Sang Junjungan dunia mengatakan bahwa alam semesta tercipta melalui ledakan yang dasyat (bigbang) dan alam semesta bukan 1 melainkan tak terhingga, di alam semesta ini ada seribu matahari, seribu bumi, seribu planet-planet tak terhingga. Alam semesta ini juga bukanlah alam semesta yang pertama, karena alam semesta telah hancur dan tercipta ulang (ledakan bigbang) sudah tak terhingga kali sebanyak pasir yang ada di sungai gangga.

Alam semesta tercipta oleh hukum Utu Niyama (hukum Fisika) yang telah ditemukan oleh Sang Junjungan dunia 2500th yang lampau. Hukum-hukum alam (Dharma) ini tidak diciptakan, Buddha mengatakan bahwa hukum alam ini bukan diciptakan oleh Buddha melainkan ditemukan oleh Beliau, dan Buddha lahir atau tidak ke dunia ini, hukum alam ini akan tetap ada.

Setiap makhluk terus mengalami kelahiran dan kematian di alam semesta ini tak terhingga kali dan tidak akan pernah berakhir. Karena kelahiran kembali adalah tiada awal dan tiada akhir. Pahamilah hukum alam yang bekerja tanpa adanya sosok makhluk apapun yang mengaturnya.

Seseorang yang memahami hal ini, akan sangat hati-hati dalam setiap niat di pikiran, ucapan, dan perbuatannya, karena semua tindakan tersebut akan direkam di dalam batin dan akan berbuah pada waktunya.

Batin adalah penentu seseorang bahagia atau tidak, apabila seseorang memiliki banyak niat-niat buruk, berucap kata kasar dan melakukan tindakan buruk, maka kebahagiaan akan semakin jauh dalam kehidupannya. Karena niat buruk membuat batinnya tidak bahagia, ucapan kasar membawa banyak permusuhan dan tindakan buruk menyebabkan jasmaninya celaka.

Kehidupan manusia tidak ada sosok makhluk yang mengaturnya, ataupun ada makhluk yang menghukum maupun memberikan pengampunan. Niat di hatinlah yang membentuk ucapan, dan ucapan akan membentuk tindakan. Semuanya akan terekam menjadi data karma yang tersimpan, itulah penentu seseorang menjadi hina ataupun mulia.

Inilah hukum alam, hukum yang bekerja secara alami, ilmiah, tiada tahyul, tiada mistik, tiada magic. Semuanya berjalan secara wajar dan alami.

Sedikit renungan pagi untuk saudara sedharma saja.....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline