Apa Itu PPKM MIKRO Dan Cara Untuk Tetap Produktiv Di masa Sulit Ini
Banyak negara di dunia ini berupaya untuk mengatasi dampak pandemi covid 19 yang semakin meluas, salah satu negara yang berupaya mengatasi dampak pandemi tersebut adalah Indonesia. Upaya penanganan Covid-19 di Indonesia terus dilakukan. Istilah yang digunakan pun terus berkembang.
Saat ini Pemerintah memperkenalkan istilah baru, yakni PPKM Mikro (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Skala Mikro) yang berlaku di awal tahun 2021. Dalam PPKM mikro terdapat empat warna zonasi, antara lain hijau (0 rumah kasus konfirmasi), kuning (1-5 rumah kasus konfirmasi), oranye (6-10 rumah kasus konfirmasi) dan merah (lebih dari 10 rumah kasus konfirmasi). Untuk itu, setiap daerah harus memiliki kepedulian yang sama dengan daerah yang warna zonasinya merah.
PPKM MIKRO sendiri bertujuan untuk membatasi kegiatan masyarakat diluar rumah selain keadaan mendesak untuk mencegah terjadinya kerumunan, maka banyak perusahaan yang mengubah system kerja untuk para karyawannya system bekerja dari rumah atau dikenal dengan work from home (wfh) dan memberlakukan pembatasan terhadap pusat perbelanjaan mulai dari pedagang kecil hingga mall.
Pemerintah Indonesia mengklaim, diterapkannya PPKM telah berhasil menekan kasus aktif dan tingkat kesembuhan pasien mengalami peningkatan. Karena banyak karyawan yang diharuskan bekerja dari rumah bukan tidak mungkin menyebabkan menurunnya tingkat produktivitas perusahaan hal ini dikarenakan bebera faktor seperti :
- Kesiapan teknologi,karena tidak semua karyawan memiliki dan bisa menggunakan teknologi dengan handal.
- Fleksibilitas dan Empati, Perusahaan dan karyawan perlu menerapkan fleksibilitas dan empati. Riset menunjukkan, hampir setengah atau 47 persen orang yang bekerja dari rumah melaporkan gangguan teknis pekerjaan. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor.
- Mulai dari gangguan koneksi internet hingga karyawan yang belum terlalu fasih menggunakan teknologi terbaru. Manajemen atau tim perlu membantu para karyawan tersebut untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari gangguan saat bekerja.
- Unsur Sosial, Perusahaan perlu memasukkan unsur sosial pada karyawan yang bekerja dari rumah atau WFH. Sebab, manajemen juga perlu berfokus pada kebijakan dan budaya perusahaan. Karyawan juga perlu melakukan sosialisasi pada rekan kerjanya, tidak hanya berhubungan saat sedang ada kerjaan.
Untuk mengatasi menurunnya tingkat produktivitas memang harus ada Kerjasama yang kuat baik itu karyawan dengan karyawan, karyawan dengan atasan, dan atasan dengan seluruh anggota perusahaan. Upaya yang bisa dilakukan oleh karyawan dan perusahaan agar tetap produktiv walaupun bekerja dari rumah atau work from home(WFH) adalah sebagai berikut :
- Tetapkan Jadwal
Salah satu hal yang paling sulit dalam bekerja dari rumah adalah manajemen waktu. Oleh karena itu, menetapkan jadwal adalah hal yang sangat penting agar bisa tetap produktif. Contohnya, membuat jadwal untuk bekerja, istirahat, makan, bermain bersama keluarga dan lain sebagainya.
Berikan porsi-porsi waktu yang tepat untuk melakukan hal-hal di atas. Jika bisa melakukan manajemen waktu yang baik, maka bekerja dari rumah malah bisa meningkatkan produktivitas
- Komunikasi Lancar
Cara berkomunikasi setiap tim dan perusahaan memang berbeda-beda. Ada yang setiap hari harus melakukan virtual meeting untuk laporan apa saja yang ingin dikerjakan hari ini dan lain sebagainya. Namun, bagaimanapun komunikasi adalah kunci penting untuk produktif saat bekerja secara remote atau WFH.
Jika bisa bekerja dari rumah, diusahakan memiliki koneksi internet yang cukup baik untuk melakukan pekerjaan dari jarak jauh. Oleh karena itu, tidak ada alasan jika lambat dalam berkomunikasi. Meskipun bekerja dari rumah, bukan berarti boleh bersantai dan leha-leha. Tanggung jawab bekerja harus dilakukan.
Paling minimal, tidak sulit dihubungi jika memang ada suatu hal terkait pekerjaan yang harus dikomunikasikan dan dikerjakan dengan cepat.
- Mengatur Tempat Kerja