Dalam masa kepemimpinan pak soeharto terdapat penembakan misterius sering disingkat PETRUS(Operasi Clurit) untuk menanggulangi tingkat kejahatan yang begitu tinggi pada saat itu. Operasi ini secara umum adalah operasi penangkapan dan pembunuhan terhadap orang yang dianggap mengganggu keamanan dan ketentraman masyarakat khususnya Jakarta. Pelakunya tidak jelas dan tidak pernah tertangkap, Banyak yang berpendapat bahwa itu merupakan petugas atau aparat sipil dari kepemimpinan pak harto yang Autocratic( Otoriter). Dari sifat otoriter ini banyak yang mengungkapan dampak positif yaitu tingkat kejahatan dapat berkurang walaupun termasuk tindakan yang melanggar hukum namun sangat dibutuhkan jika memang sudah terdesak.
Dewasa ini pembunuhan, perampokan, penjambretan, pemerkosaan, dan kriminalisme semakin meningkat hal tersebut erat kaitannya dengan premanisme yang merupakan salah satu penyakit masyarakat Polri pun membenarkan hal tersebut. Mereka (preman) yang tidak memiliki pekerjaan yang jelas akhirnya menjadi juru parker dan berlanut kearah premanisme yang sangat meresahkan masyarakat luas. Dalam Hal ini kepemimpinan yang otoriter aparat sanngat diperlukan contoh Jika terjadi kasus penjambretan atau perampokan setelah adanya laporan dari pelapor seharusnya pihak aparat langsung memeberikan sikap yaitu melapor kepada pimpinan kemudian langsung turun tangan pada saat hari itu juga sehingga action (pelaksanaannya) dapat cepat teratasi preman atau pelaku tidak akan jauh larinya.
Otoriter seorang polisi di mulai dari pemimpinnya jika pemimpinnya tegas pasti akan berdampak pada anggotanya, kepemimpinan yang otoriter tidak selalu buruk karena ketegasan sangat diperlukan dalam kasus-kasus penindakan apalagi dalam menangani kasus premanisme yang sudah sangat meresahkan masyarakat. Bila sudah keterlaluan dalam kasusnya contohnya pada saat pengejaran pembunuhan oleh premanisme polisi hendaknya mengeluarkan tembakan namun sikap otoriter dalam pelaksanaannya harus sudah didasarkan pada pertanggungjawabannya. Jika premanisme dibiarkan dan di tangani secara lambat atau tidak ada ketegasan dari pihak yang berwajib tiidak heranpremanisme akan semakin menjamur.
Kepolisian harus bersikap tegas dan otoriter untuk antisipasi dalam menindak kejahatan,”kejahatan terjadi bukan dari niat pelakunya tetapi karena ada kesempatan” hal tersebut dibenarkan dkarenakan baru-baru ini di rasakan oleh salah satu masyarakat yang bertempat di rawa gabus kapuk, seorang bapak di bacok pukul 02:30 pagi , yang sebelumnya telah dilakukan pemukulan pada petugas keamanan setempat, bertamu tengah malam hal tersebut sudah lewat dari jam bertamu.
Pembacokan tersebut dilakukan oleh premanisme yang modusnya hampir mendekati perampokan disertai pmbunuhan dikarenakan dalam keadaan tengah malam dan membawa senjata pula. Dilakukan Oleh tiga orang yang mendobrak paksa pemilik rumah kemudian terjadi obrolan kuranglebih 15 menit dan tiba-tiba peristiwa tersebut terjadi seorang bapak harus dilarikan kerumah sakit akibat peristiwa pembacokan tersebut tangan sebelah kanan terkena parang yang sangat tajam hingga mampu membelah lengan tangan si bapak hingga 3 cm kedalam dan panjang 15 cm. Pada saat ditanya pihak kepolisian hal ini dilakukan oleh preman disebabkan penodongan uang tetapi tidak di berikan sehingga terjadi kejadian tersebut. Namun hal itu disayangkan dikarenakan saat kejadian tersebut terjadi pelakunya kabur. Dalam hal ini polisi harus bersikap autocratic(otoriter) yaitu ketika seorang pelapor sudah memberikan laporan polisi harus cepat bertindak tidak menunda-nunda pekerjaan dikarenakan premanisme akan semakin menjamur jika dibiarkan. Jika Polisi cepat bertindak pelaku pun akan mudah ditangkap. Jangan hanya duduk mengintai tetapi sikap kepemimpinan dalam kepolisian harus ada sikap turun langsung ke TKP (Tempat Kejadian Pelaku) dan diadakan penelusuran yang benar-benar bukan hanya sekedar kata namun bukti nyata jika pelaku dalam pengejaran polisi pun harus dapat mengambil sikap seperti menembak jika memang pihak premanisme tersebut melakukan perlawanan,.
Hal tersebut jika diatasi, akan memperkecil angka kriminalitas dikarenakan pihak masyarakatsudahmendapat bukti nyata dalam kasus pengangan keamanan yang sesungguhnya bukan hanya sekedar ucapan yang menenangkan agar masyarakat tenang. Hal tersebut juga dapat menambahkan kepercayaan bahwa kita dapat berlindung diaparat sipil bukan pada kaum premanisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H