Lihat ke Halaman Asli

Aku Baru dan Bangkit!!

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setelah semua penkhianatan yg telah terjadi.
Setelah semua air mata terkuras untuk meratapi.
Setelah benci dan amarah membakar semua memori indahku bersamanya. Sungguh,membakarnya.

Lalu aku menatap sang bayangan.

Buat apa kau seperti ini?
Bak seongok daging yg tak berdaya hanya karna pekhianatan cinta yg begitu kejam.

Buat apa kau seperti ini?
Membakar diri sendiri,dengan benci dan emosi yg tak pernah terhenti.

Buat apa kau seperti ini?
Menatap jauh kedepan dengan perasaan nelangsa tanpa kau pedulikan lagi sang tawa dan canda.

Apa dia peduli? TIDAK!
Sayangnya,dia tidak peduli dan sedang ganas memangsa mangsa barunya.

BODOH!
BODOH!
BODOH!
Ku terus di maki sang bayangan. Hingga fajar membawa sang bayangan tuk pergi.

Air mata terakhirku jatuh.
Bukan,bukan menyesali kejadian.
Namun,
menyesali diri sendiri yg terlelap terlalu lama bersama kesedihan.

Hingga Tuhan datang,
dengan cahayanya yg tak pernah padam.
Memelukku.
Menggenggamku.
Menghapus air mataku.
Menggantikan semua luka dengan suka.
Meyakinkanku,bahwa apa yg dia berikan adalah yg terbaik untuk,jalan yg terbaik.
Meyakinkanku,bahwa pengalaman menyakitkan ini,bekalku agar aku menjadi kuat dimasa mendatang.

Perlahan,
aku mulai menyusun kembali alur masa depanku yg sudah tercecer.

Dan,
aku berlari.
Merajut mimpi.
Yg tak pernah mati.
Mencoba meninggalkan bara api di hati.
Yg belum padam hingga saat ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline