Lihat ke Halaman Asli

Widya Kurniawan

Saya seorang pegawai swasta dan blogger pemula

FOMO vs JOMO: Pertempuran Batin di Era Digital

Diperbarui: 18 Agustus 2024   10:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inspirasi Dunia

Pernahkah Anda merasa gelisah karena tidak tahu apa yang sedang terjadi di media sosial? Atau mungkin Anda justru merasa lebih tenang ketika memutuskan untuk meletakkan ponsel dan menikmati waktu untuk diri sendiri? Fenomena ini sering kita sebut sebagai FOMO (Fear of Missing Out) dan JOMO (Joy of Missing Out). Keduanya adalah dua sisi mata uang yang menggambarkan pertarungan batin yang kita hadapi di era digital.

Memahami FOMO dan JOMO

  • FOMO (Fear of Missing Out): Adalah perasaan cemas atau gelisah yang muncul karena takut ketinggalan pengalaman menyenangkan atau informasi penting yang dialami oleh orang lain. FOMO seringkali dipicu oleh paparan konstan terhadap kehidupan sempurna yang ditampilkan di media sosial.
  • JOMO (Joy of Missing Out): Merupakan kebalikan dari FOMO, yaitu perasaan senang dan puas karena memutuskan untuk tidak mengikuti tren atau kegiatan yang sedang populer. JOMO menekankan pentingnya menikmati waktu untuk diri sendiri dan melakukan hal-hal yang benar-benar kita sukai.

Penyebab FOMO dan JOMO

  • Media Sosial: Algoritma media sosial yang dirancang untuk membuat kita terus-menerus menggulir feed adalah salah satu penyebab utama FOMO. Di sisi lain, kesadaran akan dampak negatif media sosial mendorong banyak orang untuk mencari alternatif yang lebih sehat dan memilih JOMO.
  • Perbandingan Sosial: Membandingkan diri dengan orang lain di media sosial dapat memperkuat perasaan FOMO. Namun, kesadaran akan pentingnya menerima diri sendiri dapat mendorong seseorang untuk memilih JOMO.
  • Tekanan Sosial: Tekanan untuk selalu terlihat bahagia dan sukses dapat memicu FOMO. Namun, kesadaran akan pentingnya kesehatan mental mendorong banyak orang untuk memilih JOMO.

Dampak FOMO dan JOMO

  • FOMO: Dapat menyebabkan stres, kecemasan, depresi, gangguan tidur, dan produktivitas yang menurun.
  • JOMO: Dapat meningkatkan kesejahteraan mental, mengurangi stres, meningkatkan kualitas tidur, dan meningkatkan produktivitas.

Menemukan Keseimbangan

Untuk menemukan keseimbangan antara FOMO dan JOMO, kita perlu:

  • Menerima Diri Sendiri: Sadari bahwa tidak mungkin untuk mengikuti semua tren dan melakukan semua hal yang ingin kita lakukan.
  • Batasi Penggunaan Media Sosial: Tetapkan waktu tertentu untuk menggunakan media sosial dan hindari membandingkan diri dengan orang lain.
  • Fokus pada Hal-Hal Positif: Alihkan perhatian pada hal-hal yang Anda syukuri dan capaian yang sudah Anda raih.
  • Cari Aktivitas yang Menyenangkan: Isi waktu luang Anda dengan aktivitas yang Anda nikmati dan membuat Anda merasa bahagia.
  • Latih Mindfulness: Mindfulness dapat membantu Anda lebih fokus pada saat ini dan mengurangi kecemasan.

Kesimpulan

FOMO dan JOMO adalah dua sisi mata uang yang menggambarkan pertarungan batin kita di era digital. Meskipun FOMO dapat memberikan tekanan yang signifikan, JOMO menawarkan alternatif yang lebih sehat dan berkelanjutan. Dengan menemukan keseimbangan antara keduanya, kita dapat hidup lebih bahagia dan puas.

Pertanyaan untuk Diskusi:

  • Bagaimana menurut Anda, apakah FOMO lebih dominan daripada JOMO di generasi muda saat ini?
  • Apa yang dapat dilakukan oleh platform media sosial untuk mengurangi dampak negatif FOMO?
  • Bagaimana cara kita membantu teman atau keluarga yang mengalami FOMO?



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline